Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SEJUTA rupiah?” Lelaki itu menatap secarik kertas dengan rasa setengah tak percaya. Selembar kertas itu adalah tagihan telepon bulan Mei. Angka itu seperti hantaman godam yang menimpa dadanya. Boy Benyamin Wowor tercengang. ”Sebagian besar pemakaiannya untuk telkomnet@instan,” katanya geleng-geleng. Belum pernah ia terpukul oleh tagihan seperti itu.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo