Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - NVIDIA -perusahaan teknologi Amerika- menghadapi gugatan hukum dugaan pelanggaran hak cipta. Tiga penulis, Brian Keene, Abdi Nazemian, dan Stewart O’Nan, menuding perusahaan tersebut menggunakan buku-buku mereka tanpa izin untuk melatih sistem kecerdasan buatan atau AI yang dikenal sebagai NeMo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dalam gugatan class action yang diajukan di pengadilan federal San Francisco, pada Jumat, 8 Maret 2024. Para penulis menuntut ganti rugi yang karyanya dilindungi hak cipta untuk melatih AI NeMo dalam tiga tahun belakangan.
Dugaan Pelanggaran NVIDIA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Brian Keene, dengan karyanya Ghost Walk (2008), Abdi Nazemian dengan Like a Love Story (2019), dan Stewart O'Nan dengan Last Night at the Lobster (2007) menduga karyanya telah dicomot tanpa izin.
Dikutip dari Reuters, ketiga penulis tersebut menyatakan, buku-buku mereka termasuk dalam kumpulan data 196.640 buku yang digunakan dalam pengembangan NeMo. NeMo merupakan perangkat AI bertugas mensimulasikan bahasa manusia.
NVIDIA pernah menghapus buku-buku tersebut pada Oktober 2023 setelah adanya laporan pelanggaran hak cipta. Penghapusan ini, menurut para penulis, secara tak langsung menunjukkan pengakuan NVIDIA atas dugaan pelanggaran.
Mereka menuntut ganti rugi bagi seluruh pemilik karya di Amerika Serikat yang buku-bukunya telah digunakan untuk melatih AI NeMo dalam tiga tahun. NVIDIA menolak memberikan komentar terkait gugatan tersebut, begitu juga dengan kuasa hukum dari para penggugat.
NVIDIA selama ini mengunggulkan NeMo sebagai teknologi untuk mengadopsi model-model AI generatif. Kehadirannya membawa NVIDIA menjadi favorit investor. AI generatif, seperti ChatGPT yang belakangan populer, dilatih menggunakan data dalam jumlah masif, termasuk teks, gambar, dan suara.
Dikutip dari Antara, kasus gugatan terhadap pengembang teknologi AI bukan hal baru. NVIDIA hanya salah satu perusahaan yang terseret. Sebelumnya, media ternama New York Times pernah menggugat OpenAI pada akhir 2023, karena melatih AI generatif menggunakan konten-konten milik media itu tanpa izin.
Jika gugatan ini berhasil, kasus NVIDIA berpotensi diikuti oleh banyak gugatan serupa. Hal ini rentan menjadi kendala bagi industri AI secara keseluruhan. Model-model AI generatif membutuhkan data teks yang sangat besar untuk dilatih.
Pilihan Editor: Chip AI Terbaru AMD Diklaim Siap Rebut Microsoft dari Nvidia