Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) bekerja sama dengan Koperasi Seniman dan Budayawan Yogya (Koseta) membangun konsep cara berjejaring yang berbasiskan teknologi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Upaya yang digagas oleh Koseta dengan tajuk “Resoilnation" itu merupakan ihktiar untuk menuju Resolusi Seni menghadapi pandemi Covid-19. Arah dari Resolusi Seni yang berbasiskan teknologi dirangkum dalam satu platform Payment gateway – Online Submission di situs www.Resoilnation.id.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Risang Yuwono, Direktur Program Resoilnation, mengatakan kerja kolaborasi antara PANDI dan Koseta merupakan ikhtiar untuk menjaga eksistensi pekerja seni, dengan harapan akan memberikan nilai tambah secara ekonomi dan ketahanan pangan bagi pelaku seni.
“Tak hanya soal eksistensi, kami juga membuka wacana pameran dengan sistem legal yang komprehensif dengan dukungan SCW Legal & Partner untuk mengajarkan seniman betapa pentingnya infrastruktur HAKI di tengah lemahnya sistem perlindungan hak cipta di Indonesia,” ujarnya Minggu, 28 Juni 2020.
Ketua PANDI, Yudho Giri Sucahyo, mengatakan merasa tertantang untuk ikut terlibat dan memberikan dukungan sepenuhnya terhadap pameran ini. Nilai tambah dari pameran ini di luar logika umum, karena seluruh karya yang terjual akan dikelola untuk penciptaan lahan–lahan pertanian baru.
“Kegiatan ini diharapkan akan mendukung program ketahanan pangan di tengah ancaman Pandemi yang bersama belum dapat kita ketahui dan efek domino yang mengancam keberlangsungan ekonomi dan sosial budaya di Indonesia maupun di dunia,” ujarnya dalam kesempatan terpisah.
Dukungan PANDI yang bekerja sama dengan mitra strategis penyedia jasa telekomunikasi Citrahost diwujudkan dalam pemberian hibah berupa Domain dan Hosting bagi seluruh pameris, serta pembuatan website resoilnation. Setelah pameran, para mitra juga akan mengembangkan kapasitas seniman dengan pelatihan daring bagi 50 seniman guna membangkitkan visibilitas seniman Indonesia di era digital.
Kolaborasi yang digagas PANDI dan Koseta tersebut mendapat apresiasi dari GKR Mangkubumi sebagai sebuah transformasi dunia kreatif dari konvensional menuju era digital. “Saya melihat bahwa di era sekarang ini diperlukan sebuah usaha yang tidak kalah inovatif dari negara-negara maju di dunia, tak lain agar pelaku seni di Indonesia bisa bersaing dengan dunia internasional,” ujar GKR Mangkubumi di sela pertemuan dengan PANDI di Yogyakarta, Jumat.
GKR Mangkubumi berharap pelaku seni di Indonesia dapat bangkit dan kreativitasnya tidak terpuruk dalam pandemi ini. “Kita tahu pandemi ini memukul semua sektor, termasuk sektor kreatif yang sangat dirasakan oleh pelaku seni. Dengan adanya program ini, saya berharap bisa menjadi titik balik munculnya kreativitas baru dengan sentuhan digital,” ungkapnya.
Program ini mendapat banyak atensi dari beberapa seniman yang telah menyatakan akan terlibat dalam acara ini, di antaranya Klowor Waldiyono, Hani Santana, Kukuh Nuswantoro, Lully Tutus, Sindu Cutter, Lanjar Jiwo. “Resoilnation direncanakan dibuka secara daring pada tanggal 25 Juli 2020,” ujar Hazwan Iskandar Jaya, Ketua Harian Koperasi Seniman dan Budayawan.
Selaku Pendiri Koseta dan pemerhati kegiatan seni budaya, Sigit Sugito mengundang setiap pihak untuk dapat membingkai setiap helai karya yang dipamerkan agar menemukan rumah dan menjalin sejarah bagi para pengagum kisah.
Setiap karya dapat dikoleksi oleh siapapun dan bahkan telah disiapkan untuk ditransformasikan untuk menjadi merchandise yang bersama dapat dimiliki, sebagai ingatan dan menjadikan sejarah pandemi ini secara pribadi dan bernilai bagi sesama.
Pandemi virus corona yang mewabah di Indonesia sejak awal Januari berdampak pada semua profesi pekerjaan, termasuk seniman. Sektor industri kreatif yang di dalamnya pekerja seni termasuk sektor yang paling terdampak. Berbagai rencana yang telah tersusun terpaksa dibatalkan.
Garin Nugroho selaku kurator Resoilnatioin menyatakan kegiatan ini merupakan program yang memberikan respons atas terjadinya wabah, yang harus dihadapi oleh pekerja seni.