Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Bos Twitter Jack Dorsey menjual tweet pertamanya sebagai token non-fungible (NFT) dengan harga lebih dari US$ 2,9 juta (Rp 42 miiar). NFT merupakan sejenis aset digital unik yang telah meledak popularitasnya sejauh ini pada 2021.
Baca:
Relawan Uji Vaksin Sinovac di Bandung Positif Covid-19 Jadi 95 Orang
Dikutip Reuters, Senin, 22 Maret 2021, setiap NFT memiliki tanda tangan digital berbasis blockchain sendiri. Fungsinya sebagai buku besar publik, dan memungkinkan siapa pun untuk memverifikasi keaslian dan kepemilikan aset.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Unggahan pertama CEO Twitter itu berbunyi: “Baru saja menyiapkan twttr saya”. Tweet pertama tersebut dibuat Dorsey pada 21 Maret 2006 silam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
NFT dijual melalui lelang pada platform bernama Valuables, yang dimiliki oleh perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat bernama Cent.
“Tweet itu dibeli menggunakan cryptocurrency Ether, untuk 1630.5825601 ETH, yang bernilai US$ 2.915.835.47 pada saat penjualan,” kata Cameron Hejazi, CEO dan salah satu pendiri Cent mengonfirmasi.
Cent mengonfirmasi bahwa pembelinya adalah Sina Estavi. Profil Twitter Estavi, @sinaEstavi, mengatakan dia berbasis di Malaysia dan merupakan CEO dari perusahaan blockchain Bridge Oracle.
Pada 6 Maret, Dorsey, yang merupakan penggemar bitcoin, men-tweet tautan ke situs web tempat NFT terdaftar untuk dijual. Dia kemudian mengatakan dalam tweet lain pada 9 Maret, dia akan mengubah hasil lelang menjadi bitcoin dan menyumbangkannya kepada orang-orang yang terkena dampak pandemi Covid-19 di Afrika.
Jack Dorsey menerima 95 persen dari hasil penjualan utama, sementara Cent menerima 5 persen. Hejazi menjelaskan bahwa platformnya memungkinkan orang untuk menunjukkan dukungan untuk tweet yang melampaui opsi saat ini untuk menyukai, berkomentar, dan me-retweet.
REUTERS