Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Digital

WhatsApp Pink Beredar, Aplikasi Palsu Pembobol Data Ponsel

WhatsApp Pink dapat mencuri data pengguna setelah dipasang dan memungkinkan peretas mendapatkan akses ke ponsel pengguna.

21 April 2021 | 10.18 WIB

WhatsApp pink. Kredit: Twitter/Rajshekhar Rajaharia
Perbesar
WhatsApp pink. Kredit: Twitter/Rajshekhar Rajaharia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Aplikasi pesan palsu WhatsApp Pink beredar sebagai platform berbahaya. Platform itu dapat mencuri data pengguna setelah dipasang dan memungkinkan peretas atau hacker mendapatkan akses ke ponsel pengguna.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Peneliti keamanan siber Rajshekhar Rajaharia mengunggah melalui akun Twitter-nya untuk menginformasikan peredaran WhatsApp Pink. Dia juga menyediakan beberapa tangkapan layar yang menunjukkan bagaimana aplikasi jahat itu meniru antarmuka WhatsApp untuk memangsa pengguna. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Setelah terinstal, aplikasi WhatsApp palsu mulai mengedarkan pesan berisi tautan untuk mengunduh. Tujuan peretas tampaknya mengumpulkan data pengguna sebanyak mungkin,” ujar Rajaharia seperti dikutip Gadgets NDTV, Senin, 19 April 2021. 

WhastApp Pink beredar melalui sebuah pesan yang dikirim ke beberapa pengguna. Pesan itu berisi tautan dan berpura-pura memberikan pengalaman WhatsApp berwarna pink dan menghadirkan fitur-fitur baru.

Namun, alih-alih membawa perubahan apa pun ke instalasi WhatsApp asli, tautan tersebut mengarah ke halaman dengan opsi untuk mengunduh aplikasi WhatsApp Pink yang berbahaya. Aplikasi ini tidak memiliki hubungan apa pun dengan WhatsApp atau dengan Facebook. 

Menurut Rajaharia, WhatsApp Pink sebagian besar telah menargetkan polisi dan orang-orang media. “Tautan untuk mengunduh aplikasi awalnya dikirim ke petugas polisi di Delhi dan Rajasthan,” kata dia.

Rajaharia mendapat informasi tentang WhatsApp Pink dari inspektur Polisi Delhi Data Ram Yadav, yang melihat peredaran pesannya di salah satu grup polisi di WhatsApp. 

Para pelaku jahat yang mengedarkan pesan tentang WhatsApp Pink itu ternyata menggunakan tautan berbeda. Namun demikian, pengguna disarankan untuk tidak membuka tautan seperti itu yang diklaim membawa tampilan atau fitur baru ke WhatsApp.

Dalam pernyataan resminya, aplikasi besutan Facebook itu menganjurkan kepada semua penggunanya agar berhati-hati sebelum menanggapi pesan mencurigakan. “Siapa pun bisa mendapatkan pesan yang tidak biasa atau mencurigakan pada layanan apa pun, termasuk email, dan kapan pun itu terjadi,” ujar dia.

WhatsApp juga menyarankan agar orang-orang menggunakan alat yang disediakan dalam aplikasi untuk mengirimi laporan. “Melaporkan kontak atau memblokir kontak.”

Ini bukan pertama kalinya versi WhatsApp palsu beredar. Di masa lalu, pengguna diserang oleh varian WhatsApp Gold yang juga dibuat oleh beberapa peretas untuk mendapatkan data pengguna.

Erwin Prima

Erwin Prima

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus