Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Konten

Surat untuk Megawati

Memiliki kursi terbanyak di DPR, PDIP berperan penting dalam penolakan penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden. Sebuah catatan untuk Ketua umum PDIP.

Kolom14 Maret 2022

Masjid dan Ajaran Toleransi yang Terlupakan

Menjadikan masjid sebagai ruang "terbuka" bagi seluruh umat beragama, tentu menarik dikaji. Di satu sisi, ini tak lepas kaitannya dengan kedudukan masjid itu sendiri, serta kebutuhan menghadirkan Islam ramah di mana masjid menjadi centrum pembudayaan nilai-nilai beradab, pada sisi yang lain.

Kolom17 Maret 2021

Prostitusi dan PSK di Hari Perempuan Sedunia

Tentu sah-sah saja merayakan hari perempuan sedunia. Tapi, kita sepantasnya tak lupa, bahwa di antara gegap gempita itu, juga ada TL dan perempuan-perempuan lain, yang berjuang di antara hidup dan mati, untuk sekadar memberi makan beberapa mulut di rumahnya dengan jalan menjajakan tubuh mereka.

Kolom12 Maret 2021

Memahami SBY dan Moeldoko di Konflik Demokrat

Kongres Luar Biasa (KLB) yang menetapkan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko sebagai Ketum Partai Demokrat beberapa waktu lalu telah menjadi fakta. Konflik internal pun semakin terbuka.

Kolom12 Maret 2021

Kasus Suap Nurdin Abdullah, Benang Kusut Korupsi Politikus

Berdasarkan riset kualitatif investigasi Center for Social Political Economic and Law Studies (CESPELS) biaya untuk calon kepala daerah tingkat kabupaten atau kota angkanya mencapai antara Rp 30 Miliar sampai Rp 100 Miliar, untuk calon gubernur angkanya mencapai Rp 100 Miliar hingga Rp 1 triliun, untuk calon presiden angkanya mencapai Rp 3 Triliun hingga Rp 10 Triliun.

Kolom1 Maret 2021

Gus Dur dan Syiah Jalaluddin Rakhmat

Namanya sudah saya kenal sejak awal 1990-an. Di antara karyanya, seperti Islam Alternatif (1986), Islam Aktual (1991), Renungan Sufistik (1991), juga Retorika Modern (1992), menjadi bacaan "wajib" yang sampai saat ini masih suka saya telaah juga.

Kolom22 Februari 2021