Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mencatat anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN 2023 dari sisi keseimbangan primer surplus sebesar Rp 92,2 triliun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Nah, cerita yang baik dari APBN 2023 terlihat dari keseimbangan primer yang surplus Rp 92,2 triliun," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Realisasi APBN 2023 di Jakarta Pusat pada Selasa, 2 Januari 2024. "Ini adalah pertama kali surplus sejak tahun 2012."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Lebih lanjut, Sri Mulyani mencontohkan kondisi lima tahun yang lalu pada 2019. Ketika itu sebelum Covid-19, keseimbangan primer defisit senilai Rp 73,1 triliun.
"Ini adalah turn around atau pembalikan yang luar biasa. Turn around-nya lebih dari Rp 166 triliun dalam satu tahun," ujar mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.
Sementara itu, realisasi sementara APBN berdasarkan data per 28 Desember 2023 tercatat defisit sebesar Rp 347,6 triliun. Ini setara dengan 1,65 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Pendapatan negara sepanjang 2023 tercatat sebanyak Rp 2.774,3 triliun. Pendapatan negara sepanjang tahun lalu melampaui target Undang-undang atau UU APBN 2023 yang sebesar Rp 2.463 triliun.
Secara rinci, pendapatan negara tersebut terdiri dari penerimaan perpajakan, termasuk penerimaan dari pajak dan bea cukai sebesar Rp 2.155,4 triliun, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp 605,9 triliun, dan hibah sebesar Rp triliun.
Sedangkan belanja negara pada tahun lalu tercatat Rp 3.121,9 triliun. Angka ini melampaui target yang sebesar Rp 3.061 triliun.
Belanja negara ini terdiri dari belanja pemerintah pusat, termasuk belanja kementerian/lembaga (K/L) dan non-K/L sebesar Rp 2.240,6 persen, serta transfer ke daerah sebesar Rp 881,3 triliun.