Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Kisruh Bayar Uang Kuliah Pakai Pinjol, Rektor ITB Minta Maaf

Kebanyakan peminjam dari pinjol adalah mahasiswa pascasarjana ITB.

31 Januari 2024 | 18.55 WIB

Rektor ITB Prof Reini Wirahadikusumah, Ph.D. (ANTARA/HODok Humas ITB)
Perbesar
Rektor ITB Prof Reini Wirahadikusumah, Ph.D. (ANTARA/HODok Humas ITB)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Institut Teknologi Bandung (ITB) meminta maaf atas gaduhnya pemberitaan kerja sama kampus dengan platform pinjaman online atau pinjol PT Inclusive Finance Group alias Danacita untuk pembayaran uang kuliah viral.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Hal ini diungkapkan oleh Rektor Reini Djuhraeni Wirahadikusumah lewat surat yang dibacakan oleh Plh. Sekretaris Institut ITB Taufiq Hidajat. Taufiq sebelumnya meminta maaf karena Reini tak bisa hadir secara langsung lantaran ada tugas ke Jakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Poin pertama, mohon maaf kami barangkali kurang sensitif, sehingga di laman perwalian membuat kaget. Sehingga isu stigma pinjol yang lebih mencuat," ujar Taufiq membacakan pesan Reini, dalam konferensi pers yang dipantau secara daring pada Rabu, 31 Janauri 2024.

Hal yang sama diungkapkan Wakil Rektor Bidang Keuangan, Perencanaan, dan Pengembangan ITB Muhammad Abduh. "Sebagaimana disampaikan Bu Rektor, yang pertama ingin disampaikan adalah permohonan maaf terkait hingar bingar ini," ujar Abduh.

Abduh menjelaskan mungkin ada salah tafsir karena informasi yang belum bisa disampaikan pihaknya secara lengkap. Selain itu, dia menduga ada kekagetan karena saat ini ITB sedang mengembangkan sistem.

"Yaitu keuangan yang terintegrasi, salah satunya dengan sistem akademik ini," tutur dia.

Sebagai informasi, kata dia, penerima pinjaman alias borrower dari Danacita juga tidak banyak. "Hanya 10 orang." 

Abduh membeberkan semua peminjam tersebut baru mengambil pinjaman di Danacita sejak bulan ini, meski kerja sama ITB dengan Danacita sudah dimulai sejak Agustus 2023. 

Selanjutnya: Peminjam kebanyakan mahasiswa pascasarjana ITB

Kebanyakan peminjam adalah mahasiswa pascasarjana ITB. Abduh menuturkan mahasiswa pascasarjana memiliki uang kuliah tunggal (UKT) yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa sarjana.

"Jadi, Danacita ini bukan pasarnya buat orang tua atau mahasiswa-mahasiswa yang ekonominya lemah. Insya Allah yang mempunyai permasalahan ekonomi, ITB akan membantu," tutur dia. 

Sebelumnya ramai diberitakan, Institut Teknologi Bandung (ITB) menggandeng platform Danacita dalam menawarkan cicilan uang kuliah mahasiswa.

Lewat foto yang beredar di media sosial, disebutkan peminjaman dana diajukan tanpa DP dan jaminan apapun. Mahasiswa bisa memilih opsi pembayaran dalam jangka waktu 6 bulan atau 12 bulan.

Namun, pinjaman ini memiliki bunga. Misalnya jika peminjam mengajukan dana senilai Rp 12,5 juta dengan tenor selama 12 bulan, maka peminjam harus membayar Rp 1.291.667 per bulan. 

Hal ini lantas menuai protes. Salah satunya karena tidak sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (UU Dikti).

"Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau Perguruan Tinggi berkewajiban memenuhi hak Mahasiswa yang kurang mampu secara ekonomi untuk dapat menyelesaikan studinya sesuai dengan peraturan akademik," tulis Pasal 76 Ayat 1 beleid itu.

Ayat berikutnya menjelaskan, pemenuhan hak mahasiswa tersebut dilakukan dengan memberikan: beasiswa kepada mahasiswa berprestasi; bantuan atau membebaskan biaya pendidikan; dan/atau pinjaman dana tanpa bunga yang wajib dilunasi setelah lulus dan/atau memperoleh pekerjaan. 

AMELIA RAHIMA | DEFARA DHANYA

Amelia Rahima Sari

Alumnus Antropologi Universitas Airlangga ini mengawali karire jurnalistik di Tempo sejak 2021 lewat program magang plus selama setahun. Amel, begitu ia disapa, kembali ke Tempo pada 2023 sebagai reporter. Pernah meliput isu ekonomi bisnis, politik, dan kini tengah menjadi awak redaksi hukum kriminal. Ia menjadi juara 1 lomba menulis artikel antropologi Universitas Udayana pada 2020. Artikel yang menjuarai ajang tersebut lalu terbit di buku "Rekam Jejak Budaya Rempah di Nusantara".

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus