Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

5 Fakta LRT Jabodebek: Ujicoba Lanjutan hingga Operasional Tanpa Masinis

PT Kereta Api Indonesia (Persero) segera mengoperasikan kereta lintas raya terpadu alias LRT Jabodebek pada 17 Agustus 2022.

7 Juni 2022 | 10.20 WIB

Sejumlah pekerja menyelesaikan proyek infrastruktur Depo LRT (Light Rail Transit) Jabodebek di Jatimulya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat 1 April 2022. Progres pembangunan LRT Jabodebek tahap 1 mencapai 90 persen dengan rincian Cawang-Cibubur 95 persen, Cawang-Dukuh Atas 90 persen, Cawang-Bekasi Timur 88 persen dan ditargetkan dapat beroperasi pada Agustus 2022. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah
material-symbols:fullscreenPerbesar
Sejumlah pekerja menyelesaikan proyek infrastruktur Depo LRT (Light Rail Transit) Jabodebek di Jatimulya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat 1 April 2022. Progres pembangunan LRT Jabodebek tahap 1 mencapai 90 persen dengan rincian Cawang-Cibubur 95 persen, Cawang-Dukuh Atas 90 persen, Cawang-Bekasi Timur 88 persen dan ditargetkan dapat beroperasi pada Agustus 2022. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -PT Kereta Api Indonesia (Persero) segera mengoperasikan kereta lintas raya terpadu alias LRT Jabodebek pada 17 Agustus 2022 mendatang.

Rute Sejauh 44 Kilometer

LRT Jabodebek yang dibangun sejak 2017 tersebut akan beroperasi secara komersial melintasi jalur Stasiun Harjamukti-Dukuh Atas dan Bekasi Timur-Dukuh Atas sepanjang 44 kilometer.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Berikut ini 5 fakta baru mengenai LRT Jabodebek.

  1. Tarif LRT Rp 15 ribu dari ujung ke ujung

Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo mengatakan terdapat kenaikan rencana tarif end to end LRT Jabodebek dari semula Rp 12 ribu menjadi Rp 15 ribu. Kenaikan tarif ini berhubungan dengan pembengkakan nilai investasi kereta layang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Harga tiket ini masih diusulkan kepada Kementerian Perhubungan. KAI berharap pada kuartal I 2022, Kemenhub sudah memutuskan daftar harga untuk LRT.

  1. Ada tarif minimal Rp 3.000-4.000

Selain tarif dari ujung ke ujung atau tarif maksimal rata-rata, KAI mengusulkan mekanisme pengenaan tarif minimal. Tarif minimal dihitung per 5 kilometer seharga Rp 3.000-4.000.

“Kami sudah sampaikan ke Kementerian Perhubungan, tapi nanti pemerintah yang memutuskan,” ujar Executive Vice President (EVP) LRT Jabodebek KAI Mochamad Purnomosidi seperti dilansir dari laman Tempo.

  1. Tarif sudah disubsidi

Adapun harga tiket LRT Jabodebek yang diusulkan KAI merupakan tarif subsidi. Pemerintah akan memberikan subsidi berupa public service obligation (PSO) Rp 2 triliun per tahun. Bila tanpa subsidi, KAI mengklaim harga tiket per orang bisa mencapai Rp 30 ribu.

“Pemerintah akan memberikan subsidi untuk kekurangan gap antara berapa biaya operasional dan pendapatan yang diperoleh. Jadi kami sedang menghitung total biaya operasional dan sedang menguji angka-angka itu, mudah-mudahan triwulan I ini tabel tarifnya sudah dirilis,” ujar Purnomo.

  1. Jumlah dan Tipe Stasiun

Dilansir dari laman Bisnis, VP Public Relations KAI Joni Martinus menuturkan akan terdapat 18 stasiun LRT Jabodebek yang akan melayani masyarakat yaitu Stasiun Dukuh Atas, Setiabudi, Rasuna Said, Kuningan, Pancoran, Cikoko, Ciliwung, Cawang, TMII, Kampung Rambutan, Ciracas, Harjamukti, Halim, Jatibening Baru, Cikunir I, Cikunir II, Bekasi Barat, dan Jatimulya.

Berikutnya: Stasiun LRT terdiri dari 2 tipe...


Stasiun LRT ini, ujarnya, terdiri dari 2 tipe yaitu tipe Interchange Station yakni Stasiun Cawang dan tipe Typical Station untuk 17 stasiun lainnya. Perbedaan dari tipe stasiun ini adalah jumlah jalur, luas stasiun dan fasilitas tambahan yang ada di dalamnya. 

LRT Jabodebek memiliki panjang lintasan 44,43 kilometer dan 18 titik stasiun pemberhentian.

Waktu tempuh yang lebih cepat, kepastian jadwal, dan kenyamanan dalam LRT, diklaim  menjadi keunggulan transportasi yang telah direncanakan sejak 2015 itu. 

  1. Dijalankan Secara Otomatis Tanpa Masinis

Joni Martinus mengatakan bahwa LRT Jabodebek akan dioperasikan menggunakan sistem Communication-Based Train Control (CBTC) dengan Grade of Automation (GoA) level 3.

Sistem CBTC adalah pengoperasian kereta berbasis komunikasi, sehingga sistem dapat mengoperasikan kereta dan memproyeksikan jadwal secara otomatis serta disupervisi juga secara otomatis dari pusat kendali operasi.

“Adapun Grade of Automation level 3 atau GoA3 adalah tingkat otomasi operasional kereta dimana pengoperasian dilakukan secara otomatis tanpa masinis, namun mensyaratkan masih terdapat petugas operasional di dalam kereta untuk penanganan kondisi darurat dan pelayanan kepada pelanggan. Petugas ini disebut Train Attendant,” kata Joni Martinus dalam keterangannya di Jakarta seperti dikutip Tempo dari laman antaranews.com, Senin, 13 Desember 2021.

Joni mengatakan, jika terjadi gangguan sarana atau prasarana, petugas Train Attendant akan mengambil alih pengoperasian kereta LRT Jabodebek secara manual dengan kecepatan terbatas.

NAUFAL RIDHWAN ALY
Baca : Terpopuler Bisnis: Lowongan Kerja Rans Entertainment, Token Terra Luna Dihapus

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus