Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Ada 400 Pesawat per Hari, Alat Ini di Dipasang Bandara Juanda

AirNav memasang alat canggih di Bandara Juanda karena traffic atau pergerakan pesawat di sana sangat tinggi.

27 September 2019 | 15.49 WIB

Penari Liang Liong mempertontonkan atraksi di hadapan calon penumpang Pesawat terbang di Terminal 2 Bandara Internasional Juanda, Surabaya, 16 Februari 2018. Pertunjukan ini untuk menghibur pengunjung bandara dalam rangka menyambut Tahun Baru Imlek 2569. ANTARA
Perbesar
Penari Liang Liong mempertontonkan atraksi di hadapan calon penumpang Pesawat terbang di Terminal 2 Bandara Internasional Juanda, Surabaya, 16 Februari 2018. Pertunjukan ini untuk menghibur pengunjung bandara dalam rangka menyambut Tahun Baru Imlek 2569. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sedikitnya ada 400 pesawat yang terbang dan mendarat di Bandara Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, setiap harinya. Ratusan pesawat baik rute domestik maupun internasional yang ada di sana menjadikan Bandara Juanda sebagai salah satu bandara terpadat di Indonesia.

"Pesawat yang terbang dan mendarat di Juanda mulai ada yang berbadan besar, sedang, dan kecil, baik untuk penerbangan sipil maupun militer," kata General Manager AirNav Cabang Surabaya Yasrul kepada pers di Sidoarjo, Jumat 27 September 2019.
 
Menurut Yasrul, setiap harinya, minimal ada 34 yang melintas di bandara terbesar di Jawa Timur tersebut. Pesawat itu terdiri dari 27 armada reguler, dua penerbangan ekstra, dan lima penerbangan militer.

Untuk menangani lalu lintas penerbangan yang padat tersebut, katanya, Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (AirNav Indonesia) khususnya Cabang Surabaya, telah memiliki tenaga pemandu lalu lintas udara andal yang terus mengawasi trafik pesawat selama 24 jam per hari. "Kami memiliki 85 personel yang terbagi dalam tiga shift untuk bekerja 24 jam per hari," katanya.

Untuk mendukung keselamatan dan keamanan penerbangan setiap harinya di Bandara Juanda, AirNav Indonesia pun memasang sejumlah peralatan navigasi modern. Alat canggih ini digunakan untuk memandu lalu lintas udara, seperti Advanced Surface Movement Guidance and Control System (ASMGCS) dan Clearance Delivery Unit (CDU).

Alat-alat canggih tersebut, kata Yasrul, juga telah banyak digunakan di sejumlah negara lainnya, untuk memudahkan pemandu lalu lintas udara dalam memantau pergerakan pesawat.

Alat ASMGCS yang dipasang di menara air traffic control (ATC)  Bandara Juanda berfungsi untuk mengamati pesawat saat melakukan pergerakan di landas hubung (taxiway) dan landas pacu (runway). Selain itu, juga untuk mendeteksi pergerakan pesawat baik menuju atau dari tempat parkir pesawat (apron) yang tidak bisa terlihat secara visul dari menara ATC jika hujan lebat.

"ASMGCS membuat keberadaan pesawat terbang bisa terlihat pada situasi apapun. Alat ini buatan Amerika Serikat yang juga bisa mengetahui posisi pesawat udara dengan akurat," kata Yasrul. 

Adapun CDU berfungsin memastikan semua pesawat yang akan berangkat telah memiliki rencana penerbangan yang valid. Alat ini juga untuk mengakses informasi yang relevan terkait kondisi cuaca.

Alat canggih AirNav ini menjamin keselamatan, keteraturan dan kelancaran dalam pemberian pelayanan lalu lintas penerbangan dengan mengurangi kepadatan pesawat di darat, dan mengurangi keterlambatan penerbangan. Data penerbangan di Bandara Juanda pun menjadi lebih akurat dan terkoreksi.

ANTARA

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus