Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Anak Usaha Pupuk Indonesia Kembangkan PLT Sampah

Kapasitas sampah yang diperlukan PI Energi sekitar 1.000 ton per hari

19 Juli 2017 | 19.03 WIB

Pupuk Indonesia
Perbesar
Pupuk Indonesia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Anak usaha PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Pupuk Indonesia Energi (PI Energi), mengembangkan pembangkit listrik tenaga sampah di kawasan Palembang guna mendorong progam energi baru terbarukan.

Baca: Pupuk Indonesia Terbitkan Obligasi Rp 3,6 Triliun

"Selain mengembangkan konversi batu bara menjadi gas dan energi mikrohidro dari aliran sungai, kami sedang mengembangkan pembangkit listrik tenaga sampah," kata Direktur Utama Tentaminarto Tri Februartono ketika mengunjungi Kantor LKBN Antara di Jakarta, Rabu.

Ia menjelaskan hasil dari pembangkit tersebut akan dialirkan langsung kepada masyarakat melalui PT PLN (Persero).

Tenta sapaan akrabnya, tidak menjelaskan secara detail berapa investasi yang dibutuhkan. Namun karena masih dalam tahap pengembangan serta membutuhkan teknologi modern, biaya yang dihabiskan berkali lipat daripada pembangkit biasa.

Direktur Operasi PI Energi Kuntari Wahyuningdyah menjelaskan lebih detail bahwa kapasitas sampah yang diperlukan sekitar 1.000 ton per hari. "Kalau kapasitas energinya kami targetkan sekitar 10 MW, karena memang masih kecil kapasitasnya," kata Tata sapaan akrab Direktur Operasional PI Energi.

Untuk konversi dari gas ke batu bara, PI Energi sebagai pemasok energi untuk industri, kini mengembangkan tenaga listrik dari batu bara menjadi gas atau gasifikasi untuk efisiensi pasokan energi kepada pabrik pupuk.

"Harga gas semakin mahal, dan kontrak jangka panjang susah didapatkan sehingga kami memiliki terobosan baru. Khusus unit utilitas kami konversi bahan bakar dari gas ke batu bara," kata Tata.

Baca: Pupuk Indonesia Salurkan Dana CSR Rp 2 Miliar Lebih

Pasokan gas ke seluruh industri pupuk pada 2017 sudah mencapai 900 mmbtu, padahal kebutuhan semuanya adalah 1.000 mmbtu gas. "Memang masih ada batasan, belum semuanya bisa kami penuhi, kami harus mulai berinovasi," katanya.

ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setiawan

Setiawan

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus