Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Analis Nilai Bukalapak Butuh Bos Baru yang Dikenal Publik dan Responsif terhadap Isu

Direktur PT. TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi berpendapat Bukalapak mesti memilih bos baru yang lebih dikenal publik untuk mengangkat citra perusahaan.

4 Januari 2022 | 12.27 WIB

Bukalapak. REUTERS
Perbesar
Bukalapak. REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Direktur PT. TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi berpendapat Bukalapak mesti memilih bos baru yang lebih dikenal publik untuk mengangkat citra perusahaan. Menurut dia, sebagai perusahaan e-commerce yang sudah melantai di bursa, emiten berkode BUKA perlu mengangkat sosok yang kesohor agar membantu meningkatkan sentimen pasar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

BUKA bisa memilih public figure di luar perusahaan atau eksternal yang benar-benar bisa membawa pasar ke arah yang lebih positif,” ujar Ibrahim saat dihubungi pada Selasa, 4 Januari 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Direktur Utama Bukalapak sebelumnya, Rachmat Kaimuddin, mengundurkan diri lantaran bergabung dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi. Rachmat akan menjadi staf Menteri Luhut Binsar Pandjaitan untuk bidang teknologi dan pengembangan berkelanjutan.

Ibrahim melanjutkan, Bukalapak bisa saja memilih pejabat karier dari dalam perusahaan. Asal, kata dia, harus sosok yang memiliki strategi pengembangan perusahaan digital yang kuat untuk menghadapi persaingan.

Selain itu, Ibrahim melihat Bukalapak memerlukan pemimpin yang bisa melakukan counter terhadap isu-isu yang sedang berkembang. Mengingat Bukalapak adalah perusahaan terbuka, pernyataan-pernyataan dari direktur utama menjadi kunci penting untuk menjaga kepercayaan pasar.

Ibrahim menilai pada kepemimpinan sebelumnya, counter terhadap isu tersebut belum maksimal dilakukan. Manajemen acap berdiam menghadapi sorotan publik terhadap sahamnya yang longsor pasca-melantai di bursa saham. Padahal, kata Ibrahim, pergerakan saham yang fluktuatif merupakan hal yang wajar pada awal perusahaan melakukan listing.

“Kalau diam di tempat, dengan sendirinya BUKA sahamnya akan berguguran,” kata Ibrahim.

Sebelumnya, Luhut menjelaskan bahwa bergabungnya eks bos Bukalapak, Rachmat, merupakan komitmen pemerintah untuk mendorong transformasi di bidang pembangunan dan teknologi Indonesia pada masa mendatang. Luhut menyatakan Rachmat adalah sosok yang tepat untuk mengisi posisi yang dibutuhkan di kementeriannya lantaran rekam jejaknya yang penuh prestasi.

“Adanya orang muda yang inovatif, kritis, dan mampu memberi ide yang mendukung program dari Presiden RI Joko Widodo adalah orang yang dibutuhkan bangsa ini. Ini yang saya lihat dari Rachmat saat saya berkenalan dan mewawancarai dia secara langsung,” kata Luhut.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus