Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Analis PT Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini berpeluang melanjutkan penguatan. IHSG pada 24-28 April diprediksi bergerak di kisaran support 5.600-5.632 dan resisten
5.675-5.689.
Reza mengatakan tren pergerakan IHSG menunjukkan dorongan volume beli sehingga dapat membuka peluang penguatan lebih lanjut. "Namun kenaikan ini masih harus diuji ketahanannya seiring masih adanya sentimen pelemahan pada sejumlah bursa saham global," katanya seperti dilansir keterangan tertulis, Senin, 24 April 2017.
Baca: Analis Prediksi Kurs Rupiah Pekan Ini Masih Perkasa
Sepekan lalu, 17-21 April, IHSG mampu menguat hingga 0,85 persen. Level tertinggi IHSG adalah 5.664,48 atau lebih rendah dari pekan sebelumnya yaitu 5.677,07.
Di pekan sebelumnya, IHSG melemah -0,65 persen. Mayoritas saham saat ini melemah kecuali saham properti dan beberapa saham pertambangan. Reza mengatakan koreksi terjadi karena minimnya sentimen dari dalam negeri dan imbas pelemahan bursa saham global. Penguatan rupiah tidak mampu mendorong laju IHSG.
Pada awal pekan 17-21 April, laju IHSG cenderung berada di zona merah. Pasar belum kembali bergairah setelah libur panjang. Selain itu, ada tensi geopolitik setelah Amerika melancarkan serangan bom ke Afganistan untuk kedua kalinya.
"Ditambah lagi dengan sikap reaktif Korea Utara dalam menanggapi serangan tersebut," ujar Reza.
Dampaknya tensi tersebut, sentimen dalam negeri yang masih kondusif menjadi tertutupi. Reza mengatakan laju rupiah yang sebelumnya menguat akhirnya menyerah dengan kondisi pasar yang tidak kondusif tersebut.
IHSG kembali mendapat angin segar setelah bursa saham Amerika ditutup positif di awal pekan. Wakil Presiden Amerika Serika Mike Pence mengatakan akan bersikap sabar dalam gertakan Korea Utara dan bekerja sama dengan Cina untuk mengurangi
dampak program nuklir Korea Utara. Pernyataan tersebut diperkirakan akan meredakan ketegangan geopolitik.
Pasca libur pemilihan kepala daerah DKI Jakarta, laju IHSG cenderung melemah karena kondisi bursa saham global masih berada di teritori negatif. Reza mengatakan sentimen dari hasil Pilkada DKI bukanlah satu-satunya sentimen yang membuat
IHSG melemah karena kemenangan salah satu pasangan calon.
Baca: Menhub Menyambut Kapal Peti Kemas Terbesar di JICT Tanjung Priok
"Adanya penguatan saham-saham yang terkait dengan kemenangan salah satu calon dan pelemahan pada saham-saham yang terkait dengan calon yang kalah, hanyalah sentimen sesaat," kata dia. Menurut Reza, pergerakan tersebut karena adanya
persepsi sesaat yang mencoba menghubungkan kondisi politik dengan pasar modal.
Sepekan kemarin, asing mencatat nett buy senilai Rp 2,44 triliun. Pekan sebelumnya nett buy mencapai Rp 3,55 triliun.
VINDRY FLORENTIN
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini