Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA), Budijanto Ardiansjah, meminta Kementerian Pariwisata fokus mengejar jumlah wisatawan mancanegara. Pemerintah menargetkan wisatawan asing mencapai 14,3 juta hingga akhir 2024. “Ini yang jangka pendeknya, masih ada 2,5 bulan ya,” katanya kepada Tempo melalui sambungan telepon, Selasa, 22 Oktober 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Hal tersebut Budijanto sampaikan sebagai respons terhadap pernyataan Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana dalam sambutannya usai dilantik pada Senin, 21 Oktober 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Widiyanti mengungkapkan niatnya mendengarkan aspirasi banyak pihak seperti stakeholder, kementerian, dan pakar turisme untuk membahas transformasi pariwisata. Langkah ini merupakan bagian inisiatif di 6 bulan pertama masa jabatannya.
Menurut Budijanto, banyak hal yang bisa dilakukan Kemenpar untuk menunjang target tersebut, salah satunya dengan melakukan peninjauan ulang terhadap kebijakan terkait Bebas Visa Kunjungan Singkat atau BVKS. “Mudah-mudahan ini bisa ditinjau kembali supaya wisatawan-wisatawan, terutama yang berasal dari negara-negara potensial, bisa masuk kembali, contohnya seperti China dan Australia,” ujarnya.
Beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo, sempat mengesahkan kebijakan yang menyebutkan bebas visa kunjungan yang mulanya berlaku bagi 165 negara jadi hanya berlaku untuk 13 negara terpilih. Kebijakan tersebut tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2024.
Budijanto melanjutkan, untuk program jangka panjang, Kementerian Pariwisata perlu fokus pada pemasaran atau promosi. Dalam paparannya, promosi yang dimaksud adalah yang tepat sasaran serta tidak lupa melibatkan industri dan asosiasi.
“Jadi kalau bisa dikonsultasikan dulu apa yang kira-kira menjadi target pasar dengan permintaan yang tinggi ataupun memang merupakan salah satu pasar potensial Indonesia,” ucapnya. Hal ini untuk menghindari pemilihan pasar yang dilakukan secara acak dan hanya ikut-ikutan tanpa mengetahui risikonya.
Menurut Budijanto, hal lain yang perlu diperhatikan Kemenpar adalah peningkatan Sumber Daya Manusia atau SDM. Selanjutnya adalah harga tiket pesawat yang masih tinggi dan menjadi PR bersama yang masih dicari solusinya.