Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Instruksi Presiden Joko Widodo ihwal pengembangan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicles/EV) diadopsi secara bertahap oleh pemerintah daerah dan otoritas khusus di sejumlah destinasi pariwisata.
Direktur Utama Badan Otorita Pelaksana Pariwisata Labuan Bajo dan Flores, Shana Fatina, mengatakan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) yang dibangun PT PLN (Persero) di Kampung Ujung, Kota Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, pada akhir 2021 menjadi titik permulaan yang krusial. Selain menyediakan SPKLU perdana di Nusa Tenggara Timur, PLN Unit Induk NTT meluncurkan satu unit mobil listrik untuk urusan kedinasan. “Ke depan, kami merencanakan pengembangan shuttle (bus penghubung) EV di wilayah perkotaan dan titik-titik destinasi dalam kota,” ucap Shana kepada Tempo, kemarin, 16 November 2022.
Meski masih dalam perencanaan kasar, Shana menyebutkan mobilitas pelancong di Labuan Bajo membutuhkan sedikitnya empat unit bus shuttle. Otorita Bajo dan Flores masih menjaring potensi permodalan untuk rencana tersebut. Pengoperasian kendaraan listrik untuk wisatawan pun harus dimitrakan dengan pengelola angkutan setempat.
“Investasi untuk SPKLU pasti ada, tapi kami masih berfokus menambah kendaraannya dulu,” kata dia. “Kita tunggu dulu hasil kolaborasi dengan swasta dan stakeholder lain yang terkait.”
Untuk kebutuhan mobil berdaya penuh 39 kilowatt per jam (kWh), stasiun isi ulang kendaraan listrik perdana di Labuan Bajo bisa melayani pengisian berdurasi 15 menit hingga maksimal setengah jam. Selain untuk mobil, SPKLU itu dipakai untuk layanan NoaBike—operator penyewaan kendaraan roda dua berbasis setrum di area pelesir Labuan Bajo. “Kami juga mendorong transisi energi. Targetnya, pada 2040, Pulau Flores sudah dipenuhi ekosistem energi terbarukan, termasuk EV," kata Shana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebuah mobil listrik saat uji coba guna mendukung transisi energi ke energi baru dan terbarukan di Bali, 9 November 2022. ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Kendaraan Listrik di Bali Mulai Tahun Depan
Pemerintah Bali pun bakal memprioritaskan pemakaian kendaraan listrik di kawasan pelancongan mulai tahun depan. Pada akhir September lalu, Gubernur Bali I Wayan Koster sempat mengumumkan sejumlah daerah wisata yang dimasukkan dalam zonasi ekosistem mobil dan sepeda motor listrik, yaitu Nusa Dua, Kuta, Sanur, Denpasar, Ubud, Gianyar, serta Nusa Penida.
“Menjadi prioritas penggunaan kendaraan listrik berbasis baterai, baik sepeda motor maupun mobil," tuturnya. Saat itu Koster berencana meminta Kementerian Perhubungan agar tetap meninggalkan beberapa unit bus listrik di Bali seusai Konferensi Tingkat Tinggi G20. Mobilitas peserta G20 saat ini dilayani total 41 unit bus setrum buatan sejumlah entitas.
Direktur PT Industri Kereta Api (Persero) atau Inka, Budi Noviantoro, mengatakan terdapat 24 unit bus listrik dalam KTT G20 yang merupakan produk perusahaannya. Ketika konferensi global itu berakhir, bus listrik tersebut rencananya dikerahkan untuk layanan buy the service—angkutan darat yang disubsidi pemerintah—di Surabaya dan Bandung. “Benar, ada arahan Pak Menteri (Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi) agar beberapa unit ditinggal di Bali. Kami mengikuti saja, belum tahu persisnya,” ucap dia, kemarin.
Direktur Industri dan Kelembagaan Pariwisata Badan Pelaksana Otorita Borobudur, Bisma Jatmika, memastikan manajemennya turut mengadopsi ekosistem kendaraan listrik. Pada Juni 2022, PT PLN pun membangun SPKLU tipe fast charging atau pengisian berdurasi cepat dengan daya 60 kilowatt di parkiran Candi Borobudur. Fasilitas itu merupakan bagian dari 27 SPKLU yang disebar PLN di lima destinasi wisata superprioritas. “Jadi sudah ada aksinya, pengembangan SPKLU akan diteruskan ke hotel-hotel.”
Senada dengan Shana, Bisma pun menyebutkan Badan Otorita Borobudur masih menjajaki berbagai peluang investasi di bidang kendaraan listrik. Menurut dia, penetapan koridor atau rute layanan kendaraan listrik pun harus dibahas dengan otoritas pusat. “Roadmap ada, tapi masih dalam pembahasan.”
DICKY KURNIAWAN | YOHANES PASKALIS | ANTARA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo