Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA — Rencana kedatangan investor baru di PT Bumi Resources Tbk menarik perhatian pelaku pasar. Saham emiten berkode BUMI ini mulai merangkak naik.
Sejak awal tahun, saham BUMI bertengger di kisaran Rp 50 per lembar. Sempat bergerak naik ke kisaran Rp 70 per lembar pada pertengahan kuartal pertama, tapi pergerakannya kembali landai. Nilainya tak bergerak dari kisaran Rp 50 per lembar.
Hingga pada Agustus lalu, harganya bangkit perlahan ke kisaran Rp 100 per lembar dan sempat menyentuh Rp 216 per lembar pada September, kemudian kembali turun. Pada perdagangan akhir pekan lalu, BUMI berakhir di level Rp 162 per lembar.
Direktur dan analis dari PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menuturkan saham BUMI bangkit setelah perusahaan mengumumkan investor baru mereka, yaitu Grup Salim. "Efek dari Grup Salim," ujarnya, kemarin, 16 Oktober 2022. Dia menyatakan masih ada potensi nilai saham BUMI kembali meningkat.
BUMI mengumumkan bakal menambahkan modal tanpa hak memesan efek lebih dulu. Perusahaan melepas 200 miliar lembar saham atau setara dengan 58,17 persen dari modal disetor perusahaan untuk membiayai pembayaran utang yang jatuh tempo pada Desember mendatang. Dana yang diincar sebesar Rp 24 triliun atau setara dengan US$ 1,6 miliar, dengan kurs rupiah 15 ribu per dolar Amerika Serikat.
Sebanyak 170 miliar lembar saham akan dibeli Grup Salim lewat Mach Energy (Hong Kong) Limited. Perusahaan tersebut dikuasai oleh PT Bakrie Capital Indonesia dan Mach Energy (Singapore) Pte Ltd (MPEL), yang masing-masing memiliki 42,5 persen saham. MPEL merupakan entitas di bawah Grup Salim.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo