Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Iklan klinik bedah estetika semakin marak beredar seiring dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap prosedur tersebut. Salah satu metode yang sedang marak diperbincangkan adalah suntik filler, seperti filler hidung. Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik Indonesia (PERAPI) ternyata kurang setuju dengan penggunaan suntik filler pada bagian tubuh tertentu, terutama di bagian payudara. Baca: Pasangan Selingkuh? Hadapi dengan 3 Cara Berkelas Ini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Injeksi filler dilakukan untuk mengisi bagian yang kosong pada tubuh area tertentu. Perlu diingat bahwa suntik filler atau bahan lainnya tidak bisa sembarangan dan harus dilakukan oleh tenaga ahli sesuai dengan indikasi. Namun, PERAPI menekankan, injeksi pada payudara itu tidak disarankan karena memiliki banyak dampak negatif. “Pokoknya, payudara jangan disuntik (filler),” ujar wakil ketua PERAPI sekaligus ahli bedah plastik, Irena Sakura Rini, dalam acara “Jakarta Burn Congres 2018” di hotel Shangri-la, Jakarta, pada Sabtu, 10 Maret 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Injeksi payudara dapat mengakibatkan dua efek fatal, salah satunya adalah kematian yang merupakan efek jangka pendek dari prosedur tersebut. Jika terjadi kesalahan saat penyuntikan, cairan dapat masuk ke pembuluh darah besar dan mengakibatkan serangan sesak napas karena pembuluh darah di jantung dan paru-paru tersumbat. Fatalnya, hal itu akan berujung pada kematian. Baca: Celetuk Suho EXO tentang Masturbasi, Simak Mitos Masturbasi
Jika cairan berhasil masuk, bukan berarti Anda selamat dari risiko. Cairan filler dapat masuk ke sela-sela kelenjar payudara dan membentuk sebuah jaringan padat. Nantinya, dokter akan kesulitan mengidentifikasi tumor payudara jika Anda melakukan pemeriksaan. Selain itu, silicion granuloma atau jaringan padat yang tumbuh di kulit dapat menyebabkan kemerahan, nyeri, gatal, dan lain-lain. Jaringan tersebut pun tidak dapat dihilangkan begitu saja. Tindakan rekonstruksinya sangat sulit dan tidak akan bersih secara total. Selain itu, hasilnya pun akan kurang memuaskan secara estetika.
Para dokter mengatakan, cara yang tepat untuk melakukan ukuran payudara adalah dengan implan payudara. Saat melakukan prosedur tersebut, payudara Anda akan dipasangkan kantong berisi gel implan yang aman bagi tubuh. Selain itu, Anda juga dapat melakukan fat transfer seperti yang dikemukakan oleh ahli bedah plastik Teuku Adifitrian alias Tompi dalam unggahannnya di akun Instagram klinik pribadinya. “Ada dua acara untuk melakukan pembesaran payudara, yaitu dengan implant sintetis atau fat transfer. Implan yang paling sering digunakan adalah saline (air garam) dan silicon,” tulis akun tersebut pada 6 Maret 2017 silam. Baca: Kaesang Pangarep dan Gibran Bisnis Bareng, Apa Untung - Ruginya?
PERAPI tidak melarang pemakaian suntik filler, tarik benang (threadlift), atau bahan-bahan medis lainnya selama penggunaannya tepat dan sesuai indikasi. Oleh karena itu, para ahli meminta masyarakat untuk lebih cerdas dalam menentukan pilihan sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan. Sebaiknya, kunjungi dokter ahli bedah rekonstruksi dan estetik untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan aman.
INSTAGRAM | MAGNULIA SEMIAVANDA HANINDITA