Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Bank Indonesia Sampaikan Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah hingga 20 September 2024

Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.100 per dolar Amerika Serikat pada awal 20 September 2024, menurut catatan Bank Indonesia.

21 September 2024 | 09.00 WIB

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo kembali terpilih menjadi Ketua Umum ISEI melalui Kongres XXII yang digelar di Solo, Jawa Tengah, Kamis-Jumat, 19-20 September 2024. Foto diambil Jumat, 20 September 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Perbesar
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo kembali terpilih menjadi Ketua Umum ISEI melalui Kongres XXII yang digelar di Solo, Jawa Tengah, Kamis-Jumat, 19-20 September 2024. Foto diambil Jumat, 20 September 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah pada 16 – 20 September 2024 berdasarkan kondisi perekonomian global dan domestik terkini. Mata uang Indonesia ditutup pada level (bid) Rp15.230 per dolar Amerika Serikat (USD) pada akhir Kamis, 19 September, kemudian dibuka kembali pada bid Rp15.100 per USD di awal Jumat, 20 September.
 
Imbal hasil atau yield Surat Berharga Negara (SBN) sepuluh tahun tercatat turun, U.S. Dollar Index atau Indeks Dolar AS (DXY) terpantau melemah, sementara yield U.S. Treasury (UST) Note (surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1 – 10 tahun) sepuluh tahun tercatat naik.
 
Berdasarkan catatan BI per 20 September 2024, berikut perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah dan aliran modal asing per pekan ketiga September 2024.
 
Pada akhir Kamis, 19 September 2024
-       Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.230 per dolar AS
-       Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun di 6,53 persen
-       DXY melemah di level 100,61
-       Yield UST Note 10 tahun naik ke level 3,713 persen
 
Pada pagi Jumat, 20 September 2024
-       Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.100 per dolar AS
-       Yield SBN 10 tahun turun di 6,44 persen
 
Aliran Modal Asing (pekan III September 2024)
-       Premi Credit Default Swap (CDS) Indonesia lima tahun per 19 September 2024 sebesar 63,41 basis poin (bps), turun signifikan dibandingkan 13 September 2024 sebesar 67,46 bps.
-       Berdasarkan data transaksi 17 – 19 September 2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp25,60 triliun, terdiri dari beli neto sebesar Rp4,19 triliun di pasar saham, Rp19,76 triliun di pasar SBN, dan Rp1,66 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
-       Selama 2024, berdasarkan data setelmen s.d. 19 September 2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp51,85 triliun di pasar saham, Rp21,39 triliun di pasar SBN dan Rp186,85 triliun di SRBI.
-       Berdasarkan data setelmen s.d. 19 September 2024 pada semester-II 2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp51,51 triliun di pasar saham, Rp55,34 triliun di pasar SBN dan dan Rp56,50 triliun di SRBI.
 
Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan nilai tukar rupiah akan terus menguat sejalan dengan beberapa faktor, salah satunya prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dinilai tetap baik. Ia mengumumkan nilai tukar mata uang Garuda bulan ini menguat dibandingkan posisi akhir Agustus 2024.
 
“Nilai tukar rupiah menguat didukung konsistensi bauran kebijakan moneter Bank Indonesia serta meningkatnya aliran masuk modal asing,” kata Perry saat konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) dua hari yang berakhir pada Rabu, 18 September 2024 di Jakarta Pusat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nabiila Azzahra

Alumnus Fakultas Hukum Universitas Brawijaya ini menjadi reporter Tempo sejak 2023 dengan liputan isu internasional

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus