Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf mengatakan industri perfilman di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat. Pada akhir 2015, jumlah penonton bioskop hanya mencapai 16,2 juta penonton.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pada 2016, jumlahnya naik lagi menjadi 37,2 juta penonton, sebelum akhirnya menembus angka 42,7 juta penonton pada tahun lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Akhir Juli 2018, jumlah penonton bioskop di Cinema 21 saja sudah mencapai 35 juta penonton. Kalau ditambah bioskop yang lain seperti dari CGV ya kira-kira mencapai 40 juta penonton per Juli kemarin," ujarnya kepada Bisnis, Selasa 14 Agustus 2018.
Triawan memperkirakan, hingga akhir tahun, jumlah penonton bioskop di Tanah Air akan mencapai lebih dari 50 juta penonton. "Meski ada film digital seperti Netflix, tidak memengaruhi minat masyarakat menonton dibioskop," ucapnya.
Saat ini, sebutnya, film-film buatan Indonesia sudah menguasai 40% dari total film yang diputar di layar lebar. Sepanjang tahun ini, terdapat 200 film karya anak bangsa yang akan tayang di layar perak Indonesia. Sebanyak 84 judul di antaranya sudah tayang hingga Agustus ini.
"Film buatan Indonesia sudah bisa berkompetisi dengan film dari luar negeri meski banyak film box office asing yang tayang di Tanah Air. Enggak perlu khawatir," kata Kepala Bekraf.
Terpisah, Ketua Badan Perfilman Indonesia Chand Parwez Servia tak memungkiri pesatnya perkembangan industri perfilman Indonesia dalam kurun waktu 2 tahun terakhir. Hal ini dipengaruhi oleh para pemangku kepentingan dalam ekosistem peredaran film Indonesia.
"Kondisi pencapaian film Indonesia pada 2017, menempatkan Indonesia dalam urutan ke 8 eksistensi pencapaian film lokal dibandingkan dengan film impor dari Amerika Serikat. Jadi [proporsi film] Indonesia [di bioskop lokal mencapai] 35% tahun lalu. Ini fakta [industri] film Indonesia sedang tumbuh sehat," tuturnya.