Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PERTEMUAN dengan seseorang asal Jepang delapan tahun lalu menjadi momen tak terlupakan bagi Tyovan Ari Widagdo. Pria asal Wonosobo tersebut gugup luar biasa, sampai panas-dingin, lantaran saat itu hendak bernegosiasi untuk bisnisnya, tapi terkendala bahasa. "Saya nyerah deh sama bahasa asing. Bisa ngerti orang ngomong, tapi gagap untuk ngobrol," kata dia saat ditemui Tempo di bilangan Senayan, Jakarta Pusat, Kamis lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski akhirnya pertemuan dengan calon investor tersebut berjalan mulus, Tyovan sadar kemampuan bahasa asingnya, terutama bahasa Inggris, harus terus diasah. Dia pun mencoba belajar di lembaga kursus bahasa asing yang cukup ternama di Jakarta. Namun upaya itu tak berlangsung lama lantaran Tyovan mesti membagi waktu untuk kuliah dan mengembangkan bisnis solusi digital yang tengah dia rintis. "Kerja atau kuliah baru beres sore, dipotong istirahat dan perjalanan, bisa habis waktu," ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berkaca dari pengalaman itu, pada 2015, Tyovan mendirikan perusahaan rintisan (start-up) khusus untuk membantu belajar bahasa asing. Bersama rekan kuliahnya di Universitas Bina Nusantara, Darwin Wu, Tyovan menciptakan platform digital yang dinamai Bahaso. Niatnya, Bahaso bisa menjadi sarana untuk belajar bahasa asing di mana saja dan kapan saja.
Awalnya, Bahaso hanya menyediakan layanan belajar bahasa Inggris. Pengguna Bahaso bisa mendapat berbagai pembelajaran bahasa Inggris dari metode membaca (reading), mendengar (listening), menulis (writing), hingga berbicara (speaking). Tingkat kesulitan belajar bisa disesuaikan berdasarkan kebutuhan. "Ide kami sederhana, meningkatkan akses belajar secara online," ujar Tyovan.
Meski praktis, Bahaso tak main-main dengan konten atau materi pembelajaran. Tyovan dan Darwin menggandeng Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia sebagai penyedia konten belajar. "Kalau pengguna sudah lulus les, bisa dapat sertifikat resmi dari UI," kata dia. Sertifikat tersebut bisa dijadikan rujukan untuk syarat berbagai administrasi, seperti penerimaan karyawan, baik swasta maupun negeri. Untuk kebutuhan khusus, seperti sertifikasi IELTS (International English Language Testing System, tes bahasa yang diselenggarakan oleh Universitas Cambridge, British Council, dan IDP Educational Australia), bisa disediakan. Untuk memupuk kepercayaan, Tyovan mengatakan modul dan metode pembelajaran disokong oleh ahli bahasa dan linguistik dari Universitas Indonesia.
Pengguna yang berminat menggunakan layanan Bahaso cukup mendaftarkan diri di situs atau aplikasi yang bisa diunduh di Play Store atau Apple Store. Sebelum mendapat materi belajar, Bahaso akan meminta daftar diri dan kebutuhan materi yang diinginkan pengguna. Ihwal tarif, Tyovan mengatakan harga dipatok dari Rp 100 ribu per bulan untuk kelas reguler. Adapun ongkos kelas persiapan IELTS Rp 1 juta per bulan. "Kelas IELTS lebih intensif dan kelasnya khusus, cuma diisi tujuh peserta," ujar Tyovan.
Tiga tahun berjalan, sudah ada lebih dari 400 ribu peserta didik di Bahaso. Penggunanya pun terdiri atas berbagai kalangan, dari pelajar, mahasiswa, hingga pekerja. Penyesuaian kurikulum, tak banyak hafalan, dan konten yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan pengguna menjadi salah satu daya tarik Bahaso. Selain belajar secara daring, Bahaso membuka pelatihan bahasa Inggris offline di perusahaan dan instansi pemerintah.
"Pernah suatu saat ada rombongan polisi datang ke kantor, saya kira kami ada masalah. Ternyata Markas Besar Kepolisian mau bekerja sama untuk memberi les bahasa ke anggotanya," kata Tyovan.
Meski sudah moncer, bukan berarti Bahaso tak memiliki masalah. Tyovan bercerita, waktu pertama kali menjajaki, perusahaannya ini sempat diragukan oleh berbagai pihak, antara lain kampusnya sendiri. Bukan tanpa alasan, konsep yang melandasi tugas akhir skripsinya tersebut juga sebenarnya mendapat nilai C.
Ke depan, Tyovan dan timnya, yang berjumlah 22 orang, bakal menyediakan materi bahasa asing lainnya. Les bahasa Mandarin bakal tersedia dalam waktu dekat. Adapun bahasa Prancis direncanakan online pada Februari tahun depan. "Bahasa daerah juga mau kami usahakan bisa dipelajari," katanya.
Tyovan optimistis start-up yang disokong pendanaan pre-series oleh PT Telkom (Persero) Tbk ini bisa menarik lebih banyak minat masyarakat. Dia meyakini betul anggapan mempelajari bahasa asing bisa meningkatkan rezeki seseorang. Walhasil, dia pun yakin saat banting setir dari perusahaan sebelumnya, yang menyediakan layanan komunikasi untuk kabinet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI, Adrianus Waworuntu, mengatakan tertarik bekerja sama karena konsep yang ditawarkan Bahaso cukup unik bagi kalangan akademikus. "Yang penting bisa terbukti berguna bagi masyarakat," kata Adrianus. ANDI IBNU
Profil Perusahaan
Nama: PT Bahaso Intermedia Cakrawala
Jenis usaha: Pendidikan bahasa asing
Berdiri pada: Januari 2015 (BETA); Agustus 2016 (operasi penuh)
Pendiri: Tyovan Ari Widagdo, Darwin Wu
Bootstraping: PT Telkom (Persero)
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo