Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

Bank Mandiri merespons soal kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI).

24 April 2024 | 16.49 WIB

Logo atau ilustrasi Bank Indonesia. TEMPO/Imam Sukamto
Perbesar
Logo atau ilustrasi Bank Indonesia. TEMPO/Imam Sukamto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. merespons soal kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI). Dalam Rapat Dewan Gubernur hari ini, 24 April 2024, BI memutuskan kenaikan suku bunga menjadi 6,25 persen untuk memperkuat stabilitas rupiah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Kami menilai terjaganya stabilitas keuangan sangat penting bagi sektor keuangan, khususnya perbankan dan ekonomi secara makro," ujar Corporate Secretary Bank Mandiri, Teuku Ali Usman lewat keterangan tertulis pada Rabu, 24 April 2024. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia menekankan langkah ini membuat perbankan dapat menerapkan strategi yang lebih baik dan prudent. Terlebih, kata dia, di tengah berbagai ketidakpastian dan fluktuasi global.

Menurut Bank Mandiri, kebijakan BI untuk menaikkan suku bunga acuan BI-7DRRR merupakan tindakan pencegahan atau pre-emptive dan ahead the curve Bank Sentral. Tujuannya, untuk memastikan stabilitas ekonomi dan pasar keuangan tetap terjaga di tengah risiko global yang meningkat. 

"Risiko ini termasuk konflik geopolitik di Timur Tengah dan potensi tertundanya kemungkinan penurunan tingkat suku bunga Amerika Serikat atau Fed Fund Rate (FFR)," kata Teuku. 

Rapat Dewan Gubernur BI pada 23 dan 24 April 2024 memutuskan untuk menaikkan BI rate sebesar 25 basis poin menjadi 6,25 persen. BI menaikkan suku bunga deposit facility menjadi 5,50 persen. Sementara itu, suku bunga lending facility naik sebesar 7 persen. 

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan kenaikan suku bunga ini untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari kemungkinan memburuknya risiko global. Selain itu, kebijakan menaikkan BI Rate juga sebagai langkah pre-emptive dan forward looking

Tujuannya, kata Perry, agar memastikan inflasi tetap dalam sasaran 2,5 plus minus 1 persen pada tahun 2024 hingga 2025 mendatang. Hal ini sejalan dengan kebijakan moneter yang pro-stability. 

Perry berujar kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Perry menyatakan, kebijakan makroprudensial terus ditempuh untuk mendorong kredit pembiayaan perbankan kepada dunia usaha dan rumah tangga. 

"Kebijakan sistem pembayaran diarahkan untuk memperkuat keandalan infrastruktur dan struktur industri pembayaran serta memperluas akseptasi digitalisasi sistem pembayaran," ucap dia. 

RIANI SANUSI PUTRI | ANNISA FEBIOLA

Riani Sanusi Putri

Lulusan Antropologi Sosial Universitas Indonesia. Menekuni isu-isu pangan, industri, lingkungan, dan energi di desk ekonomi bisnis Tempo. Menjadi fellow Pulitzer Center Reinforest Journalism Fund Southeast Asia sejak 2023.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus