Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah investor tetap menganggap Bitcoin punya resiliensi yang paling kuat meskipun belakangan pasar kripto gonjang-ganjing akibat Terra Luna anjlok parah. Data CoinShares menunjukkan bahwa ada dana sebesar US$ 299 juta dari para investor yang ke Bitcoin setelah aset kripto itu sempat melemah 14 persen pada pekan lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Analis Investasi Strategis Bitcoin, James Butterfill, menyatakan, injeksi dana ke Bitcoin itu membuktikan bahwa investor berbondong-bondong mengamankan asetnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"(Ini adalah) sinyal kuat bahwa investor melihat de-peg stablecoin UST baru-baru ini dan aksi jual yang meluas dengan adanya peluang pembelian,” kata Butterfill seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa, 17 Mei 2022.
Para pemodal menilai Bitcoin sebagai inisiator industri pasar kripto sebagai aset digital yang paling kuat. Bahkan, Bitcoin juga memiliki komunitas penggemar setia yang menyebut diri mereka ‘bitcoin maximalists’.
Para pendukung Bitcoin itu yakin bahwa aset tersebut akan menjadi mata uang masa depan. Hal itu terlihat dari data Arcane Research yang menunjukkan pada pekan ini perdagangan Bitcoin berjangka mencapai volume likuidasi tertinggi sejak Desember 2021.
Soal ini, CEO ALEX platform DeFi, Chiente Hsu berpendapat, resiliensi Bitcoin adalah salah satu peristiwa paling signifikan dalam sejarah dunia kripto. “Saya ragu Bitcoin akan turun di bawah level dukungan US$ 28.000 kalau bukan karena kepanikan yang diciptakan Terra."
Sementara itu, Tim Analis Deutsche Bank, Marion Laboure dan Galina Pozdnyakova mengatakan, apa yang terjadi di pasar kripto mestinya bukan lagi mengagetkan. Sebab, kripto berhubungan erat dengan teknologi dan ekuitas Amerika Serikat.
Pasar sebelumnya sudah bisa memprediksi ketika perdagangan pasar saham Amerika Serikat pada pekan lalu turun. Hal ini terlihat dari indeks S&P 500 turun hingga 2,4 persen.
Walhasil, ide bahwa bitcoin dapat menjadi lindung nilai terhadap inflasi juga akhirnya terbantahkan. “Ketika Federal Reserve berubah hawkish dan prospek tingkat yang lebih tinggi menurunkan penilaian, pasar kripto mengikutinya,” ujar Tim Analis Deutsche Bank tersebut.
Adapun CEO Deliciousworks Scott Sheridan mengatakan, Bitcoin masih dalam proses penggodokan. Analoginya seperti periode turbulensi pasar saham, perusahaan akan dapat menguatkan diri sebagai perusahaan yang lebih kokoh di tengah guncangan.
“Bitcoin sedang melalui periode yang sangat mirip saat ini di mana ia diuji untuk melihat tidak hanya apakah konsep dasar Bitcoin layak tetapi juga apakah ia dapat menahan volatilitas yang dapat terjadi di pasar bebas,” tutur Sheridan.
Pasar kripto sebelumnya mengguratkan grafik menyerupai air terjun saat stablecoin algoritmik Terra Luna anjlok. Bahkan aset Terra Luna yang diperdagangkan oleh 21Shares dan VanEck akhirnya dihentikan.
BISNIS
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.