Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Bos BEI Harap Bank Syariah Indonesia Perkuat Kapitalisasi Industri Pasar Modal

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi mengatakan kehadiran Bank Syariah Indonesia yang tercatat di BEI dengan kode saham BRIS patut disambut baik.

4 Februari 2021 | 15.07 WIB

Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia, Inarno Djajadi saat diskusi bersama redaksi dan manajemen Tempo di gedung Tempo, Palmerah, Jakarta, Jumat, 24 Mei 2019. TEMPO/Nufus Nita Hidayati
Perbesar
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia, Inarno Djajadi saat diskusi bersama redaksi dan manajemen Tempo di gedung Tempo, Palmerah, Jakarta, Jumat, 24 Mei 2019. TEMPO/Nufus Nita Hidayati

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi mengatakan kehadiran Bank Syariah Indonesia yang tercatat di BEI dengan kode saham BRIS patut disambut baik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

BRIS, menurut Inarno, bisa menjadi pilihan investasi yang sangat menarik bagi investor. Pasalnya, emiten ini termasuk satu dari sepuluh saham syariah dengan kapitalisasi pasar terbesar di BEI.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berdasarkan catatan BEI, BRIS menjadi salah satu emiten dengan kinerja saham terbaik sepanjang 2020 dengan kenaikan harga saham 582 persen dari Rp 330 menjadi Rp 2.250 per lembarnya.

“Kehadiran PT Bank Syariah Indonesia Tbk, tentunya memberikan harapan yang besar dalam mendorong kemajuan dan keuangan syariah nasional, termasuk penguatan aset dan kapitalisasi dalam industri pasar modal syariah," ujar Inarno.

Selama lima tahun terakhir, kata dia, pasar modal syariah Indonesia tumbuh positif, di mana jumlah saham syariah meningkat signifikan 33 persen dari 318 saham syariah pada 2015 menjadi 426 saham per 22 Januari 2021, atau 60 persen dari saham tercatat di BEI.

"Dengan kapitalisasi Rp3,5 triliun atau 47,5 persen dari total kapitalisasi pasar saham BEI,” ujar Inarno.

Setelah diresmikan oleh Presiden Indonesia Joko Widodo di Istana Negara, kali ini PT Bank Syariah Indonesia Tbk turut memperkenalkan diri kepada para investor dan pelaku pasar modal dalam kegiatan bertajuk IDX Debut di Main Hall Bursa Efek Indonesia.

Bank Syariah Indonesia berstatus sebagai perusahaan BUMN terbuka dan tercatat sebagai emiten di Bursa Efek Indonesia dengan kode BRIS. Komposisi pemegang saham Bank Syariah Indonesia terdiri dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) 50,95 persen, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) 24,91 persen, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) 17,29 persen, DPLK BRI - Saham Syariah 2 persen dan publik 4,4 persen.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, Bank Syariah Indonesia bisa membawa kepastian soal adanya keberpihakan dan kesetaraan untuk pelaku pasar yang percaya dengan industri finansial syariah di Indonesia. Kehadiran bank syariah pelat merah itu, disebut Erick, telah sesuai dengan peta jalan Kementerian BUMN yang hendak menghadirkan lebih banyak lagi perusahaan negara berdaya saing global.

“Karena itu saya berharap tentu amanah yang diberikan, Pak Hery bersama jajaran direksi dan komisaris ini, kita harus jaga. Kita harus memastikan dengan adanya Bank Syariah Indonesia ada keberpihakan dan kesetaraan untuk market yang percaya dengan industri finansial syariah.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus