Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Manajemen PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) atau PT INTI membenarkan bahwa pihaknya menunda pembayaran gaji para karyawannya. Direktur Utama PT INTI, Otong Iip mengatakan, pembayaran gaji karyawan tertunda sejak Mei 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun begitu, kata Otong, pihak manajemen tetap berusaha membayarkan gaji sesuai dengan kemampuan dana perusahaan. "Pembayaran utang gaji secara bulanan terus dilakukan dan tercatat selama kurun waktu tahun 2020, setiap bulan ada pembayaran angsuran utang gaji hingga Agustus 2020," kata Otong melalui keterangan tertulis, Kamis, 10 September 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada Agustus 2020, kata dia, karyawan telah menerima angsuran utang gaji untuk gaji bulan Februari 2020 senilai Rp 1 juta per pegawai.
Lebih jauh Otong menjelaskan, latar belakang perseroan menunda pembayaran gaji adalah akibat cash flow operation (CFO) dan ekuitas perusahaan yang berada di posisi negatif. Kondisi tekanan keuangan yang cukup berat ini terjadi sejak lima tahun terakhir, terhitung sejak 2014 hingga 2019, saat laba ditahan pada neraca perusahaan sudah negatif.
"Salah satu penyebabnya dikarenakan proyek-proyek masa lalu yang dikerjakan oleh perusahaan mengalami kerugian yang cukup besar. Hal ini terus berlanjut hingga perusahaan memiliki utang non produktif mencapai 90 persen," ujar Otong.
Akhir pada 2019, Otong mengatakan, manajemen baru mulai melakukan program transformasi pada lingkup bisnis, keuangan, sumber daya manusia (SDM) dan proses bisnis serta tata kelola perusahaan. Perusahaan juga melakukan restrukturisasi utang dan optimalisasi aset.
Hal ini didukung dengan masuknya PT INTI ke dalam klaster industri telekomunikasi sehingga perusahaan memiliki arah dan fokus bisnis yang lebih jelas dengan lebih memfokuskan pelanggan Telkom Group.
Otong mengungkapkan, kinerja perusahaan pada Januari hingga Agustus 2020 berada dalam kondisi yang mulai membaik. Hal ini ditunjukkan dengan posisi pertumbuhan pendapatan, EBITDA dan net income tumbuh secara signifikan. Namun cash flow operation masih negatif karena menanggung utang masa lalu yang cukup besar.
Solusi yang tengah dijalankan manajemen saat ini dalam upaya penyehatan perusahaan dilakukan melalui transformasi bisnis dengan memperbesar pola business to business (B2B) dengan Telkom Group.
"Transformasi keuangan dengan melakukan restrukturisasi atas utang PT INTI (Persero) dan perolehan dana talangan dari berbagai sumber dengan tetap berpedoman pada kaidah tata kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG)," ujar Otong.