Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

BPS Bangun Sistem Big Data Nasional

BPS mulai memanfaatkan big data untuk berbagai keperluan data statistik yang dibutuhkan masyarakat.

26 September 2017 | 16.45 WIB

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengumumkan Berita Resmi Statistik bersama Direktur Statistik Distribusi Anggoro Dwitjahyono dan Direktur Statistik Harga Yunita Rusanti di Kantor Pusat BPS, Pasar Baru, Jakarta Pusat, 2 Juni 2017. TEMPO/Dest
Perbesar
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengumumkan Berita Resmi Statistik bersama Direktur Statistik Distribusi Anggoro Dwitjahyono dan Direktur Statistik Harga Yunita Rusanti di Kantor Pusat BPS, Pasar Baru, Jakarta Pusat, 2 Juni 2017. TEMPO/Dest

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik atau BPS mulai memanfaatkan big data untuk berbagai keperluan data statistik yang dibutuhkan masyarakat. Sejauh ini, BPS telah membuat big data untuk sektor pariwisata, commuter, dan uji coba persepsi konsumen.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan lembaganya sedang berusaha membuat big data untuk menjadi suatu kesatuan sistem statistik nasional. "Kami akan berusaha menyediakan data statistik dasar, sektoral, dan khusus dengan membangun sistem big data," katanya di gedung BPS, Jakarta, Selasa, 26 September 2017.

Simak: Hari Statistik Nasional, BPS: Tak Semua Pihak Senang Data Kami

Ia menuturkan semua pihak akan dilibatkan untuk bekerja sama menghasilkan data yang akurat. Dengan adanya big data, masyarakat ke depan diharapkan dapat dengan mudah mengakses data apa pun yang dibutuhkan.

BPS, kata dia, sejauh ini telah melakukan banyak hal dan transformasi untuk menghasilkan data yang lebih akurat. Bahkan pembuatan sistem big data nasional telah direncanakan sejak empat tahun lalu, saat melakukan pertemuan dengan negara-negara di Perserikatan Bangsa-Bangsa.

"Ini jangan dianggap ancaman," ujarnya. "Sebab, kantor statistik selalu diperlukan dan tetap memerlukan big data."

Menurutnya, kemajuan teknologi tidak bisa dihindari. Alhasil, BPS perlu membuat big data untuk berbagai data makro yang dibutuhkan. Selain itu, BPS saat ini sedang mengkaji konsep definisi big data dan privatisasinya. "Ke depan memang harus menggunakan big data meskipun tidak bisa detail sekali," ucapnya.

Bupati Bojonegoro Suyoto mengatakan data memang diperlukan dalam pembangunan. Dengan data, Suyoto mampu memetakan pembangunan di wilayah Bojonegoro menjadi lebih baik lagi. "Awalnya, Bojonegoro (merupakan) kawasan termiskin di Jawa Timur. Sekarang menjadi satu-satunya dari sepuluh kabupaten yang terlepas dari kemiskinan," tuturnya. "Semua berkat data yang benar."

Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS M. Ari Nugraha meminta masyarakat kooperatif ketika BPS meminta data untuk menghasilkan survei statistik yang baik. "Ketika BPS membutuhkan data, seharusnya masyarakat kooperatif agar data yang dihasilkan BPS juga baik," tuturnya.

BPS, kata dia, sekarang memang sedang mengembangkan inovasi untuk menghasilkan big data. Selain itu, pihaknya sedang mengembangkan penggunaan komputer langsung di lapangan saat melakukan pendataan. "Kami berharap masyarakat kooperatif," katanya.

IMAM HAMDI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus