TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik atau
BPS mencatat, nilai tukar petani atau NTP pada April 2019 sebesar 102,3. Angka NTP itu merosot 0,49 persen ketimbang Maret 2019 (
month to month).
“Penurunan NTP terjadi karena kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian jauh lebih rendah daripada kenaikan pada indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi rumah tangga untuk keperluan produksi pertanian,” ujar Kepala BPS Suhariyanto di kantornya, Pasar Baru, Jakarta Pusat, Kamis, 2 Mei 2019.
BPS mencatat, kenaikan indeks harga yang diterima petani sepanjang April 2019 ialah sebesar 0,12 persen. Sedangkan kenaikan harga yang harus dibayar petani mencapai 0,61 persen.
Nilai Tukar Petani merupakan salah satu indikator yang menunjukkan tingkat kemampuan atau daya beli petani serta daya tukarnya terhadap barang dan jasa, baik yang dikonsumsi maupun yang diproduksi. Semakin tinggi angka NTP, semakin kuat pula daya beli petani.
Adapun penurunan NTP secara nasional sepanjang April 2019 ini, menurut BPS, dipengaruhi oleh penurunan NTP di hampir seluruh subsektor. Suhariyono mencatat, penurunan NTP terjadi untuk subsektor tanaman pangan, tanaman perkebunan rakyat, peternakan, dan perikanan.
NTP untuk subsektor tanaman pangan mengalami kemerosotan hingga 1,21 persen. Kondisi ini disebabkan oleh musim panen raya. NTP untuk subsektor lainnya, seperti tanaman perkebunan mengalami penurunan 0,48 persen; peternakan sebesar 0,34 persen; dan perikanan sebesar 0,41 persen.
BPS mencatat, hanya NTP untuk subsektor holtikultura yang mengalami peningkatan, yakni sebesar 0,60 persen. “Ini terjadi karena harga bawang merah naik. Kondisi itu memang memukul konsumen, tapi di satu sisi bagus untuk produsen,” ujar Suhariyanto.
Adapun dari paparan yang disampaikan Suhariyanto, penurunan
NTP paling tajam terjadi di Provinsi Gorontalo, yakni sebesar 1,6 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Sedangkan kenaikan NTP dengan angka paling tinggi terjadi di Sulawesi Barat, yakni mencapai 1,39 persen.
Pada bulan Maret 2019, BPS mencatat NTP turun sebesar 0,21 persen menjadi 102,73. Penurunan NTP Maret lalu disebabkan oleh menurunnya tiga subsektor pertanian. Penurunan pada subsektor tanaman pangan sebesar 1,33 persen, subsektor peternakan sebesar 0,22 persen, dan subsektor perikanan sebesar 0,41 persen.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini