Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik atau BPS akan segera merilis data gambaran umum atau riset mengenai e-commerce atau dagang-el di Indonesia. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan riset terkait dengan e-commerce saat ini masih dikumpulkan dengan melibatkan para pelakunya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Ditunggu bulan Maret, sedang mengumpulkan. Intinya, pelaku e-commerce sangat antusias untuk berpartisipasi,” ujarnya di sela acara Peluncuran Buku Statistik Ekonomi Kreatif pada Selasa, 27 Februari 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut Suhariyanto, antusiasme para pelaku e-commerce juga disebabkan data tersebut akan bermanfaat bagi para pemain di industri ini, tidak hanya untuk pemerintah. “(Rencananya) tiap tiga bulan sekali akan ada summary hasilnya. Mereka (pelaku e-commerce) akan berpartisipasi, mudah-mudahan segera,” katanya.
Suhariyanto menambahkan, hingga saat ini, Indonesia belum memiliki data yang pasti terkait dengan e-commerce. Padahal, kata dia, data diperlukan untuk membaca pergeseran dari preferensi konsumen, produk yang banyak dibeli secara online, hingga kemungkinan pergeseran lain yang perlu diantisipasi.
Hal tersebut, Suhariyanto menambahkan, akan berpengaruh pada ekonomi yang memang telah mengarah ke ekonomi digital. “Jadi perlu data karakteristik terkait e-commerce, termasuk persebaran di Indonesia. Dapat gambar yang besar dulu saja sudah bagus, tidak mau membuat pelaku repot,” ucapnya.
Suhariyanto mengatakan data yang dikumpulkan berasal dari pelaku e-commerce lewat portal atau platform marketplace belum mencakup perdagangan atau penjualan di sosial media. “Bertahap, ini sesuatu yang baru. Perlu mempelajari dan memahami ruang lingkup e-commerce, produk, dan sebagainya. Tantangannya masih banyak," tuturnya.