Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Padang - Sebanyak 70 kabupaten dan kota di Indonesia menyepakti pengukuhan Indonesia–Indian Ocean Local Government Forum (IIOLGF). Forum ini untuk memperkuat daerah yang berada di kawasan Samudera Hindia.
"Daerah di kawasan pesisir Samudera Hindia ini memiliki potensi yang luar biasa. Terutama sumber daya alamnya," ujar Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah yang terpilih sebagai Ketua Indonesia-IOLGF, Rabu, 9 September 2015.
Namun, selama ini, kata Mahyeldi, kabupaten dan kota di kawasan Samudera Hindia ini tidak menjadi prioritas utama dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia. Misalnya, saat pemerintah memprogramkan MP3EI dan tol Sumatera. Yang diprioritaskan adalah kawasan timur Sumatera dan bagian utara Jawa. "Ada ketimpangan. Makanya, kami ingin daerah yang berada di kawasan sepanjang pesisir Samudera Hindia juga diprioritaskan,” ujarnya.
Kata Mahyeldi, ada lima sektor yang difokuskan dalam forum ini. Yaitu, resiko dan manajemen kebencanaan, perikanan dan kelautan, pariwisata dan pertukaran budaya, investasi dan perdagangan, serta pendidikan dan teknologi. "Pastinya, IIOLGF ini untuk mensukseskan program kemaritiman yang menjadi prioritas Pak Jokowi dalam visi dan misinya," ujarnya.
Mahyeldi mengatakan, seluruh kabupaten dan kota yang tergabung ke dalam IOLGF berharap bisa memperkuat komunikasi dengan pemerintah pusat. Agar ada pemerataan pembangunan.
IIOLGF ini dibentuk untuk menyambut perhelatan Indian Ocean Rim Association (IORA) atau pertemuan negara-negara di kawasan Samudera Hindia, yang akan berlangsung di Kota Padang, Sumatera Barat pada akhir Oktober mendatang.
Apalagi, menurutnya, negara yang tergabung dalam IORA, memiliki penduduk yang banyak. Jumlahnya sekitar 2,5 miliar, dari India, Australia hingga Indonesia. "Ini peluang bagi Indonesia untuk mengeksplor potensi-potensi di sepanjang Samudera Hindia," ujarnya.
Bupati Simeulue Riswan mengatapan, forum ini dapat mengangkat kearifan lokal dan sumber daya alam yang dimiliki daerah di kawasan Samudera Hindia. Misalnya, kata Riswan, Simeulue memiliki ladang migas yang cukup besar. “Kita punya ladang migas terbesar di dunia,” ujarnya Riswan.
Menurutnya, potensi migas di Simeulue mencapai 320.000 juta barrel. Migas ini tidak akan habis hingga seribu tahun mendatang. “Kita harapkan, IIOLGF bisa membatu agar pemerintah pusat membentuk tim survei nasional berkerjasama dengan tim survei daerah untuk mengelola ini. Seperti eksplorasi dan eksploitasi. Jika tidak, kita khawatirkan migas hidrokarbon itu nanti berpindah ke tempat lain dan dilirik negara lain,” ujarnya.
ANDRI EL FARUQI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini