Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) Ngozi Okonjo-Iweala angkat bicara soal nasionalisme vaksin yang terjadi belakangan ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia menilai hal tersebut menghambat kemajuan dalam mengakhiri pandemi Covid-19. Tak hanya itu, pertumbuhan ekonomi untuk semua negara bakal tergerus dan makin menimbulkan jurang yang dalam antara penduduk kaya dan miskin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam memimpin WTO, Ngozi Okonjo-Iweala menyatakan bakal lebih banyak bertindak untuk mengatasi pandemi. Anggota organisasi yang dipimpinnya akan didorong untuk mencabut pembatasan ekspor yang memperlambat perdagangan obat-obatan dan pasokan yang dibutuhkan.
Mantan menteri keuangan Nigeria dan eksekutif senior Bank Dunia itu ditunjuk pada Senin. 15 Februari 2021 lalu itu akan memulai pekerjaan barunya pada 1 Maret 2021 mendatang.
“WTO dapat berkontribusi lebih banyak untuk membantu menghentikan pandemi,” kata Okonjo-Iweala, Selasa, 16 Februari 2021.
“Nasionalisme vaksin saat ini tidak akan berdampak positif. Jika negara lain tidak diimunisasi, itu hanya pukulan balik,” katanya. “Tidak masuk akal bahwa orang akan mati di tempat lain, menunggu dalam antrean, saat kita memiliki teknologi.”
Lebih jauh, Okonjo-Iweala mengatakan studi menunjukkan bahwa ekonomi global akan kehilangan US$ 9 triliun dalam potensi produksi jika negara-negara miskin tidak dapat mendapatkan vaksinasi penduduknya dengan cepat. Adapun sekitar setengah dari dampaknya akan ditanggung oleh negara-negara kaya.
“Baik atas dasar kesehatan manusia maupun ekonomi, menjadi nasionalis saat ini sangat merugikan dunia internasional,” kata Okonjo-Iweala.
Oleh karena itu, menurut dia, prioritas paling utamanya adalah memastikan bahwa sebelum konferensi tingkat menteri yang sangat penting. "Bahwa kita sampai pada solusi tentang bagaimana WTO dapat membuat vaksin, terapi dan diagnostik dapat diakses dengan cara yang adil dan terjangkau untuk semua negara, terutama ke negara-negara miskin,” ucap Ngozi Okonjo-Iweala.
ANTARA