Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Setelah tumbuh 22 persen dalam setahun terakhir, berdasarkan laporan e-Conomy SEA, ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai Gross Merchandise Value (GMV) senilai US$ 77 miliar pada tahun 2022.
Managing Director Google, Randy Jusuf, mengatakan sektor e-commerce di Indonesia menjadi sektor yang mengalami pertumbuhan tercepat kedua setelah Vietnam. Dia pun mengatakan sektor ini terus mendorong ekonomi digital dan nilainya diperkirakan mencapai US$ 59 pada tahun 2022. Pasalnya, meski aktivitas belanja di tempat mulai bergairah, e-commerce menyumbang 77 persen dari keseluruhan ekonomi digital.
“Hingga tahun 2025, sektor e-commerce Indonesia diproyeksikan tumbuh dengan Compounded annual growth rate (CAGR)—yakni tingkat pertumbuhan per tahun—sebear 17 persen dan nilai GMV-nya mencapai US$ 95 miliar,” kata Randy dalam konferensi pers virtual, Selasa, 8 November 2022.
Selain e-commerce, Randy memproyeksikan layanan transportasi dan pesan antar-makanan mencapai GMV US$8 miliar pada tahun 2022. Layanan digital ini juga terus tumbuh dengan CAGR 22 persen menjadi GMV US$15 miliar hingga tahun 2025.
“Pertumbuhan permintaan berangsur normal karena makin banyak orang yang kembali pergi ke restoran. Orang-orang yang bertahap kembali bekerja di kantor, naiknya aktivitas belanja di toko fisik, dan bangkitnya pariwisata mendorong sektor transportasi untuk perlahan pulih dari titik terendah ketika karantina wilayah diberlakukan,” papar Randy.
Sementara itu, perjalanan online telah kembali dengan pertumbuhan 60 persen dari tahun ke tahun atau year on year (yoy) dan mencapai US$3 miliar pada tahun 2022. Namun, proses pemulihan pada sektor perjalanan kemungkinan terjadi secara bertahap. Randy memproyeksikan sektor ini tumbuh pada CAGR 45 persen dengan capaian GMV hingga US$ 10 miliar hingga tahun 2025.
Adapun media online diproyekikan mencapai GMV US$6 miliar pada tahun 2022, dengan pertumbuhan dari tahun ke tahun yang agak datar sebesar 5 persen sejak puncak pandemi tahun lalu. “Streaming musik dan video berangsur pulih, iklan digital berhasil mempertahankan momentum, dan konsumsi di sektor game online mengalami penurunan seiring orang-orang kembali ke rutinitas pra-pandemi,” kata Randy.
Terakhir, lanjut Randy, pergeseran perilaku offline ke online pasca pandemi juga berpengaruh terhadap sektor layana keuangan digital. Dia memprakirakan Gross Total Value (GTV) pembayaran digital di Indonesia diperkirakan mencapai US$266 miliar pada tahun 2022.
“Sektor ini juga akan terus tumbuh sebesar 17 persen dan mencapai GTV US$ 421 miliar hingga tahun 2025,” ungkapnya.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini