Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekspor komoditas minyak sawit mentah (CPO) dan turunannya merosot baik secara bulanan (mtm) sebesar 36,37 persen maupun secara tahunan (yoy) sebesar 39,22 persen. Total volume ekspor CPO dan turunannya pada Juli 2024 hanya mencapai 1,62 juta ton atau turun 2,67 juta ton (mtm).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Penurunan volume CPO lebih dalam dibandingkan penurunan nilainya. Ini mengindikasikan bahwa penurunannya ditopang oleh adanya pelemahan permintaan dari negara tujuan ekspor,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers yang dipantau Tempo secara daring, Kamis, 15 Agustus 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Amalia menjelaskan, penurunan ekspor CPO dan turunannya terjadi di sejumlah negara tujuan ekspor. Dia mencontohkan, ekspor CPO ke India turun 59,31 persen (mtm) dan turun 67,50 persen (yoy). Ekspor CPO ke Cina juga merosot 49,56 persen (mtm) dan 30,04 persen (yoy). Penurunan ekspor CPO juga terjadi ke Pakistan sebesar 17,78 persen (mtm) dan 18,62 persen (yoy).
Capaian ekspor CPO ini berbanding terbalik dengan bulan lalu. Pada Juni 2024, BPS mencatat hanya nilai ekspor CPO dan turunannya mengalami kenaikan secara bulanan. Meskipun begity, secara tahunan, nilai ekspor CPO juga menurun. Nilai ekspor CPO dan turunannya mengalami peningkatan sebesar 100,70 persen secara bulanan dan menurun 5,92 persen secara tahunan atau year on year (YoY).
Nilai ekspor CPO dan turunannya pada Juni 2024 tercatat US$ 2,18 miliar. Sedangkan Mei 2024 nilainya US$ 1,08 miliar, dan Juni 2023 senilai US$ 2,31 miliar. Ekspor CPO mengalami peningkatan karena didorong peningkatan volume ekspor CPO. Artinya ada permintaan yang meningkat dan peningkatan permintaan di pasar global ini dipenuhi CPO Indonesia.