Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Elon Musk Bawa Starlink ke Indonesia, Ini Tantangan yang Dihadapi

CEO dan pendiri SpaceX Elon Musk meresmikan peluncuran layanan internet Starlink di Indonesia. Ada sejumlah tantangannya. Apa saja?

21 Mei 2024 | 11.54 WIB

CEO Tesla Inc. dan SpaceX Elon Musk menyampaikan pidato dalam pembukaan World Water Forum ke-10 2024 di Bali International Convention Center, Nusa Dua, Badung, Bali, Senin, 20 Mei 2024. ANTARA/Media Center World Water Forum 2024/Aprillio Akbar
material-symbols:fullscreenPerbesar
CEO Tesla Inc. dan SpaceX Elon Musk menyampaikan pidato dalam pembukaan World Water Forum ke-10 2024 di Bali International Convention Center, Nusa Dua, Badung, Bali, Senin, 20 Mei 2024. ANTARA/Media Center World Water Forum 2024/Aprillio Akbar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - CEO dan pendiri SpaceX Elon Musk meresmikan peluncuran layanan internet Starlink di Puskesmas Pembantu, Desa Sumerta Kelod, Kota Denpasar, Bali, Minggu. 19 Mei 2024. Pengamat Telekomunikasi dari Indotelko Forum, Doni Ismanto memaparkan meski telah resmi beroperasi di Indonesia, Starlink memiliki tantangan di pasar layanan internet Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Tantangannya adalah pasar Indonesia yang sangat dinamis dan sensitif terhadap harga. Doni mengatakan, saat ini boleh saja Starlink menikmati euforia FOMO atau fear of missing out dari orang-orang yang tertarik mencoba, tetapi ketika pelanggan benar-benar merasakan kualitasnya yang tidak sesuai yang dijanjikan, pelanggan Indonesia sangat mudah pindah layanan. “Tantangannya pasar Indonesia sangat dinamis dan price sensitive,” ujarnya 20 Mei 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain itu, saat ini Starlink beroperasi dengan satelit kecil untuk mengorbit di dekat bumi atau dikenal dengan Low Earth Orbit. Jika digunakan di perkotaan secara bisnis artinya menambah crowded market, karena di perkotaan semua teknologi untuk akses internet sudah ada baik seluler, fiber optic (FO), atau Satelit Satelit Geostationary Earth Orbit (GEO).

Sesuai harapan pemerintah Starlink ini menjadi solusi untuk pasar yang belum terjangkau akses-akses tersebut atau area yang butuh biaya tinggi jika dipaksakan kehadiran seluler, FO, atau Satelit GEO. “Jika dibiarkan bebas berkompetisi masuk hingga ke perkotaan, pasarnya hanya akan itu-itu saja,” ujarnya

Doni menambahkan, jika fitur Direct To Cell yang tengah mereka uji coba berhasil dan dikomersialkan, baru menjadi ancaman di pasar seluler. Apalagi jika starlink bisa menurunkan struktur biayanya, ini akan mengguncang layanan operator seluler yang sudah lebih dulu ada.

Sebelumnya Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Usman Kansong memaparkan Starlink nantinya akan banyak bermain di lokasi-lokasi yang sulit dijangkau oleh menara atau satelit milik Indonesia. “Karena Starlink low earth orbit, jadi akan lebih banyak beroperasi di daerah terluar,” ujar Usman.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus