Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Embargo Tak Bulat, Uni Eropa dan Beberapa Negara Ini Masih Beli Minyak dan Gas Rusia

Uni Eropa telah embargo minyak Rusia, namun, 27 anggota tak sepenuhnya menyepakati, sehingga Uni Eropa tak dapat menjalankan embargo itu.

13 Juli 2022 | 21.26 WIB

Aktivis Greenpeace memblokir pengiriman minyak dari Rusia dan melukis slogan mereka di lambung salah satu kapal tanker (foto Kristian Buus milik Greenpeace)
Perbesar
Aktivis Greenpeace memblokir pengiriman minyak dari Rusia dan melukis slogan mereka di lambung salah satu kapal tanker (foto Kristian Buus milik Greenpeace)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Beberapa negara telah menyatakan akan menyetop pembelian minyak Rusia sejak Rusia invasi Ukraina, pada 24 Februari 2022 lalu. Namun, hingga kini ada sejumlah negara yang membeli minyak dari negeri berjuluk Beruang Merah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Merujuk laporan Center for Research on Energy and Clean Air, Rusia memperoleh pendapatan sebesar 93 miliar euro dari ekspor bahan bakar fosil dalam 100 hari pertama perang, yakni 24 Februari hingga 3 Juni 2022. Dan Uni Eropa mengimpor sekitar 61 persen dari ini, yakni senilai sekitar 57 miliar euro. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sementara itu, importir terbesar adalah Cina sebesar 12.6 miliar euro, Jerman 12.1 miliar euro, Italia 7.8 miliar euro, Belanda 7.8 miliar euro, Turki 6.7 miliar euro, Polandia 4.4 miliar euro, Prancis 4. 3 miliar euro dan India 3.4 miliar euro.

Pendapatan itu terdiri dari perkiraan 46 miliar euro untuk minyak mentah, 24 miliar euro untuk gas pipa, 13 miliar euro untuk produk minyak, 5,1 miliar euro untuk LNG dan 4.8 miliar euro untuk batubara.

Namun, per 30 Mei 2022 lalu Uni Eropa sepakat melarang impor minyak Rusia melalui laut dengan periode enam bulan untuk minyak mentah dan delapan bulan untuk produk olahan. Kemudian, Australia, Inggris, Kanada, dan Amerika Serikat telah memberlakukan larangan langsung atas pembelian minyak Rusia, sementara negara-negara Kelompok Tujuh (G7), seperti Jepang, berkomitmen menghentikan impor minyak Rusia per 8 Mei 2022 lalu.

Yang Masih Beli Minyak Rusia

Mengutip Aljazeera, meski blok Barat melakukan embargo gas dan minyak Rusia. Namun, sejauh ini 27 anggota blok itu tak sepenuhnya menyepakati, sehingga Uni Eropa tak dapat menjalankan embargo itu.  Adapun dengan peringatan Jerman terhadap langkah-langkah yang tergesa-gesa dapat mendorong ekonomi ke dalam resesi. Sehingga beberapa negara, seperti Hongaria, menentang larangan apa pun.

Di sisi lain, banyak sanksi yang dijatuhkan beberapa negara ke Rusia, ini membuat mereka menurunkan atau memberi diskon terkait penjualan minyak dan gasnya. Mengutip Reuters, China dan India, yang menolak mengutuk tindakan Rusia, diuntungkan dari diskon minyak mentah Rusia.

Bahkan, India diketahui telah menerima 34 juta barel minyak Rusia yang didiskon sejak Moskow menginvasi Ukraina, dan pada bulan Juni menerima sekitar 28 juta barel. Dengan begitu, India menjadi importir signifikan minyak mentah Rusia, membeli 18 persen dari ekspor negara tersebut. Sebagian besar minyak mentah diekspor kembali sebagai produk minyak sulingan, termasuk ke Amerika Serikat dan Eropa.

Selain India, ada pula negara Timur Tengah, Prancis dan Belgia mulai mengimpor...

Selain India, ada pula Timur Tengah, Prancis, dan Belgia mulai menggunakan bahan bakar Rusia yang didiskon. Bagi pembeli Eropa, di Prancis, Belgia dan Belanda, membeli sebagian besar kargo jangka pendek dengan harga diskon, membeli LNG dan minyak mentah di pasar spot. Pembelian ini terjadi di luar kontrak yang sudah ada sebelumnya, oleh karena itu selalu mewakili keputusan pembelian yang aktif.

Karena minyak Rusia semakin banyak dikirim ke pasar yang lebih jauh, diperlukan lebih banyak kapasitas kapal tanker dibanding sebelumnya. Ini kerentanan utama, sanksi keras terhadap kapal tanker yang mengangkut minyak mentah Rusia akan secara signifikan membatasi ruang lingkup untuk pengalihan rute ekspor Rusia semacam ini. 

Pada April-Mei, 68 persen pengiriman minyak mentah Rusia dilakukan dengan kapal milik perusahaan UE, Inggris, dan Norwegia, dengan kapal tanker Yunani saja yang mengangkut 43 persen. Untuk pengiriman ke India dan Timur Tengah, porsinya bahkan lebih tinggi yaitu 80 persen. Sementara, 97 persen dari kapal tanker diasuransikan hanya di tiga negara, Inggris, Norwegia dan Swedia.

Berikut daftar pembeli utama minyak Rusia:

  • Neftohim Burgas (kilang di Bulgaria)
  • MiRo (kilang terbesar di Jerman)
  • PCK Schwedt (kilang Jerman)
  • Pertamina (perusahaan energi negara Indonesia PT Pertamina)
  • Leuna (kilang yang terkurung daratan di Jerman timur)
  • Hellenic Oil (penyulingan minyak terbesar di Yunani)
  • ISAB (kilang terbesar Italia)
  • MOL (grup minyak Hungaria) 
  • Kilang Zeeland (kilang Belanda)
  • Kilang Rotterdam (kilang Belanda di Rotterdam)
  • Perminyakan Hindustan (penyulingan India)
  • Perusahaan Minyak India (pengilangan utama India)
  • Energi Nayara (penyulingan swasta India)

Demikian minyak dan gas Rusia masih laris manis, meski Rusia menginvasi Ukraina.

KAKAK INDRA PURNAMA

Baca juga : Alina Kabaeva Asal Uzbekistan, Mantan Atlet Senam Ritmik Kekasih Presiden Rusia Vladimir Putin

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus