Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

ESDM Usulkan Perubahan Status Timah dari Mineral Strategis Jadi Krisis

Kementerian ESDM dan Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi telah membahas kebijakan terbaru untuk sektor timah.

22 Juli 2022 | 13.48 WIB

Dirjen Minerba Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin dalam seminar nasional Sustainabilitas Timah Nasional, Refleksi Harapan dan Fakta yang diselenggarakan oleh Babel Resource Institute (BRINST) di Novotel Bangka, Senin, 13 Desember 2021. TEMPO/Servio Maranda
Perbesar
Dirjen Minerba Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin dalam seminar nasional Sustainabilitas Timah Nasional, Refleksi Harapan dan Fakta yang diselenggarakan oleh Babel Resource Institute (BRINST) di Novotel Bangka, Senin, 13 Desember 2021. TEMPO/Servio Maranda

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Pangkalpinang-Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ridwan Djamaluddin mengatakan pemerintah mengusulkan rencana perubahan status komoditas mineral timah dari strategis menjadi mineral krisis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

"Kita sudah menggelar pertemuan untuk menetapkan perubahan timah dari mineral strategis menjadi mineral krisis," ujar Ridwan saat seminar nasional bertajuk "Timah Indonesia dan Penguasaan Negara yang digelar Bangka Belitung Resource Institute (BRiNST) di Hotel Santika Bangka, Jumat, 22 Juli 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ridwan menuturkan Kementerian ESDM dan Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi juga telah membahas kebijakan terbaru untuk sektor timah, dimana ada keterlibatan BPKP untuk melakukan audit terhadap tata kelola timah.

"Kita sudah mengeluarkan edaran per 1 Juli 2022, semua smelter harus melaporkan sumber timahnya. Artinya bentuk penguasaan yang ingin kita wujudkan. Selain itu, timah akan masuk dalam Sistem Informasi Mineral dan Batubara Antar Kementerian dan Lembaga (SIMBARA)," ujar dia.

Menurutnya Ridwan, kewajiban hilirisasi dan aspek yang sangat pro lingkungan menjadi perhatian saat ini dan telah diatur pemerintah.

"Dalam waktu tidak terlalu lama, kita harus menghentikan ekspor timah. Namun apa yang dimaksud dengan timah, nanti akan dibahas selanjutnya,” kata dia.

Ia menambahkan semangat menata kembali dunia pertambangan timah adalah bagaimana meningkatkan nilai tambah, pembukaan lapangan pekerjaan dan penguatan penguasaan oleh negara.

“Kita ingin timah di Indonesia tepatnya di Bangka Belitung secara mayoritas, dampak sosial secara ekonomi yang semaksimal mungkin. Realitasnya saat ini kita kaya tetapi belum maksimal. Ada ruang hilirisasi yang masih harus ditingkatkan. Pemerintah menurutnya akan mempertegas posisi Indonesia dalam permainan bisnis global," ujar dia.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Servio Maranda

Kontributor Tempo di Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus