Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan tim penyelam di bawah Badan SAR Nasional (Basarnas) kembali diterjunkan untuk melakukan evakuasi korban pesawat Sriwijaya Air SJ182 PK-CPC di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta. Di hari ketiga ini, para penyelam menyebut puing pesawat yang ditemukan berukuran lebih besar dibandingkan dua hari pertama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu yang ditemukan adalah bagian kerangka pesawat dengan tulisan PK yang berukuran besar. PK-CLC in tanda registrasi pesawat yang biasanya terlihat di bagian belakang pesawat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Itu potongan yang paling gede," kata Bayu Wardoyo, anggota Indonesia Divers Rescue Team (IDRT) yang menjadi salah satu tim penyelam dalam evakuasi ini, saat ditemui di KN SAR WISNU milik Basarnas di lokasi evakuasi pada Senin, 11 Januari 2021.
Sebelumnya, Pesawat Boeing 737-500 milik Sriwijaya Air jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu siang, 9 Januari 2021. Pesawat ini membawa 62 penumpang termasuk kru, terbang dari Bandara Soekarno-Hatta, Banten, menuju Pontianak, Jakarta Barat.
Tak hanya puing pesawat, bagian tubuh penumpang yang ditemukan tim penyelam pada hari ketiga ini juga lebih besar dibandingkan dua hari sebelumnya. Hari ini, mereka menemukan bagian seperti telapak kaki, tulang punggung, hingga telapak tangan. "Kalau penyelaman pertama hanya berupa gumpalan," kata Bayu.
Semua puing pesawat dan bagian tubuh penumpang ini diangkut ke KN SAR WISNU yang jadi titik komando Basarnas di laut. Kemudian, hasil temuan ini akan diserahkan ke tim DVI Polri untuk diidentifikasi.
Selain puing pesawat dan bagian tubuh, ada tiga identitas penumpang juga yang ditemukan tim pada hari ini. Data-data dalam identitas ini adalah pembaruan terakhir hingga Senin malam ini, pukul 20.00 WIB.
Pertama, SIM A atas nama Andi Syifa Kamil (kelahiran Pontianak, 25 Maret 1994. Kedua, surat keterangan pelatihan ANT IV atas nama Angga Fernando Afrion (Padang, 4 April 1993). Ketiga, akte kelahiran atas nama Nabila Anjani (Pangkal Pinang, Bangka Belitung pada 21 Januari 2009).