Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Faisal Basri Tak Yakin Indonesia jadi Negara Ekonomi Terbesar Kelima di 2025

Ekonom senior Universitas Indonesia Faisal Basri tak yakin Indonesia bisa menjadi negara dengan ukuran perekonomian terbesar kelima pada tahun 2025.

3 September 2020 | 11.27 WIB

Faisal Basri. TEMPO/M. Taufan Rengganis
Perbesar
Faisal Basri. TEMPO/M. Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom senior Universitas Indonesia Faisal Basri tak yakin Indonesia bisa menjadi negara dengan ukuran perekonomian terbesar kelima pada tahun 2025. Hal itu merespons prediksi sejumlah lembaga internasional yang berbasiskan data Statista.

"Tiba-tiba Indonesia disebutkan nomor lima, padahal sekarang Indonesia nomor 16.
Bagaimana mungkin mau nyusul Inggris, Jerman? Tidak mungkin," kata Faisal ketika diwawancara di acara Helmy Yahya Bicara yang ditayangkan di YouTube, Rabu, 2 September 2020.

Dalam laporan itu, pada 2025 disebutkan posisi pertama ekonomi dunia ditempati oleh Cina, berikutnya Amerika Serikat, India, Jepang, dan kelima Indonesia. Sementara Indonesia, menurut dia, tidak mungkin dalam lima tahun mendatang Indonesia melewati Prancis, Jerman, Inggris, dan Italia.

"Namun, setelah saya telaah, kalau diukur dari PDB per Purchasing Power Parity (PPP), hal itu mungkin. Jadi PDB yang disesuaikan dengan daya beli, kalau USS 1 di Indonesia lebih berharga daripada di AS, kalau sudah di-adjust dengan daya beli Indonesia sekarang nomor tujuh," ujarnya.

Indonesia bisa pada posisi lima tersebut dalam ukuran GDP per PPP, namun kata dia, syaratnya Jerman Jerman jalan di tempat dan Indonesia maju. "Tapi susah juga," kata Faisal Basri.

Namun begitu, menurut Faisal, peringkat tersebut tidak terlalu penting. Jauh lebih penting, menurut dia, adalah besar kue perekonomian dibagi jumlah penduduk. "Kalau kue dibagi jumlah penduduk, masih 118 GDP per kapita. Sedangkan GDP per PPP kita 109."

Dia juga mengatakan Gross National Income per kapita di tahun 2019 sebesar US$ 4.050, naik dari tahun sebelumnya sebesar 3.840. Hal itu membuat Indonesia naik kelas dari negara berpendapatan menengah bawah, menjadi ke menengah atas.

Sebelumnya, Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional atau IMF meramal Indonesia akan menempati posisi kelima negara yang memiliki produk domestik bruto (PDB) terbesar pada 2024. Artinya negara-negara Asia bakal menggeser posisi yang sebelumnya ditempati oleh negara di kawasan Eropa.

Mengacu pada data World Economic Forum (WEF), perekonomian Cina telah berlari sejak dua dekade silam. Pada 1992, ekonomi Cina hanya menempati posisi 10 negara dengan PDB terbesar di dunia.

Negeri Tirai Bambu tersebut melonjak ke peringkat tiga pada 2008, di bawah Amerika Serikat dan Jepang. Bank Dunia dan IMF lantas memprediksi Cina bakal menduduki peringkat pertama empat tahun mendatang serta menggeser posisi Amerika Serikat.

Sementara itu, India dan Indonesia diprediksi bakal melesat ke peringkat 3 dan 5 negara dengan PDB terbesar dunia pada 2024. Jepang, sebagai runner up pad 1992 dan 2008, bakal turun ke peringkat 4. Peringkat Rusia juga bakal naik dari posisi 9 ke 6 pada 2024.

BISNIS

Baca juga: Faisal Basri Sebut Ekonomi Negara Pulih Jika Penyebaran Covid Terkendali

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus