Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta -Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan perlunya koordinasi bersama (recover stronger, recover together) dalam momentum pemulihan ekonomi global. Ia mengemukakan pentingnya pendekatan yang tepat dalam kebijakan menghadapi normalisasi dan scarring effect yang membayangi perekonomian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Terdapat tiga kunci untuk melangkah ke depan menyambut peradaban baru atau new civilization di dalam koordinasi kepemimpinan G20,” katanya dalam rilis, Sabtu, 19 Februari 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut Perry Warjiyo, tiga kunci menyambut peradaban baru adalah:
Pertama, kerja sama dalam kesehatan melalui bantuan bagi negara lain yang belum optimal dalam melakukan vaksinasi.
Kedua, bersama mengatasi masalah terkini yaitu normalisasi negara maju dalam rangka pemulihan bersama.
Ketiga, bersama mencapai pertumbuhan yang lebih kuat dengan mengatasi isu masa depan yang sudah dimulai yaitu produktivitas, digitalisasi dan lingkungan.
Menurut Perry, kebijakan yang ditempuh perlu mempersempit celah produktivitas (productivity gap) melalui peningkatan keterampilan tenaga kerja, mendukung perluasan aset tak berwujud dalam transformasi digital, dan memperluas akses bagi pasar yang dinamis seperti industri berbasis digital.
Pada high level discussion Policy Normalization and Global Growth Momentum turut dibahas mengenai tantangan dalam mencapai stabilitas sistem keuangan global, diantaranya digitalisasi dan perubahan iklim. Tantangan digitalisasi yang dimaksud, termasuk keuangan inklusif dan perkembangan mata uang digital.
Peran penting sektor keuangan dalam mempertahankan momentum pemulihan, antara lain dalam menyerap guncangan, mendukung transisi ekonomi hijau, mengembangkan produktivitas melalui sarana baru dalam pembayaran, dan keuangan inklusif.
Selanjutnya, intermediasi keuangan, inovasi teknologi keuangan, dan isu perubahan iklim menjadi tiga aspek utama dalam pemulihan. Krisis 2008 dan pandemi Covid-19 memberikan pelajaran untuk memperkuat ketahanan sistem keuangan. Kedua guncangan tersebut memberikan pemahaman pentingnya likuiditas pasar dalam mendukung fungsi intermediasi.
Sistem keuangan semakin berkaitan, sehingga lembaga internasional seperti Financial Stability Board (FSB) berfungsi menelaah sistem keuangan secara holistik untuk melihat kerentanan yang ada, termasuk risiko perubahan iklim.
“Tak ketinggalan, kita perlu mengantisipasi tantangan sektor keuangan, antara lain risiko terkait normalisasi, scarring effect, serta perilaku pengambilan risiko yang berlebihan menjadi hal yang perlu dicermati,” katanya.
High level discussion Policy Normalization and Global Growth Momentum merupakan bagian dari rangkaian side events pertemuan kedua tingkat Deputi Kementerian Keuangan dan Bank Sentral atau Finance and Central Bank Deputies Meeting (FCBD), serta pertemuan pertama tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral atau Finance Ministers and Central Bank Governors Meetings (FMCBG) Presidensi G20 yang berlangsung sejak 14 Februari 2022 di Jakarta.