Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Garap Hilir Migas di RI, ExxonMobil Kucurkan Dana Rp 7,59 Triliun

ExxonMobil tahun ini menganggarkan dana sekitar US$ 544 juta atau setara Rp 7,59 triliun untuk menggarap sektor hilir migas di Indonesia.

4 Mei 2018 | 11.05 WIB

Logo Exxon Mobil. REUTERS/Lucas Jackson
Perbesar
Logo Exxon Mobil. REUTERS/Lucas Jackson

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - ExxonMobil tahun ini menganggarkan dana sekitar US$ 544 juta atau setara Rp 7,59 triliun (dengan kurs Rp 13.965 per dolar AS) untuk menggarap sektor hilir migas di Indonesia. Vice President Public & Govenment Affairs ExxonMobil Indonesia Erwin Maryoto, mengatakan, keputusan itu didasari dari hasil evaluasi rencana bisnis yang menyimpulkan prospek bisnis hilir di dalam negeri masih menjanjikan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Perusahaan Amerika Serikat (AS) itu pun melihat pasar hulu maupun hilir migas di Idnonesia masih punya potensi untuk bertumbuh dengan cepat. "Jadi, kami pun memutuskan untuk tidak hanya investasi pada sektor hulu, tetapi juga di hilir serta petrokimia," ujar Erwin, Kamis, 3 Mei 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Adapun sektor hilir migas yang dimaksud ExxonMobil adalah di bidang pelumas dan sewa storage BBM untuk industri dan komersial. Khusus untuk sektor hilir di bidang pelumas, ExxonMobil mengakuisisi 100 persen PT Federal Karyatama, pemilik merek Federal Oil dan anak usaha PT Mitra Pinasthika Mulia Tbk.

Transaksi akuisisi itu ditargetkan rampung pada kuartal III/2018 dengan biaya investasi sekitar US$ 436 juta atau Rp 6,08 triliun. Sebelumnya, ExxonMobil sudah memiliki pelumas yang dikhususkan segmen kendaraan roda empat. "Harapannya, kami bisa memiliki pangsa pasar yang lebih besar lagi pada bisnis pelumas. Soalnya, Federal Oil juga memiliki pangsa pasar pelumas kendaraan roda dua yang cukup besar," kata Erwin.

Saat ini, transaksi akuisisi masih tertunda karena menunggu persetujuan dari regulator di Indonesia. ExxonMobil bakal mengambil alih FKT sebesar 100 persen dari pemegang saham lamanya yakni Mitra Pinasthika Mustika dan transaksi ditargetkan rampun kuartal III/2018.

Sementara di sektor hilir bidang kedua yaitu di bidang sewa storage BBM untuk industri dan komersial, ExxonMobil menandatangani kontrak sewa fasilitas jasa storage dengan PT Kariangau Gapura Terminal Energi, anak usaha dari PT Indika Energy Tbk. Nilai kontrak antara ExxonMobil dengan emiten berkode INDY itu senilai US$ 108 juta atau Rp 1,5 triliun dengan durasi 20 tahun dan opsi perpanjangan 10 tahun.

Dalam kontrak itu, Kariangau Gapura Terminal Energy bakal membangun, memiliki, dan mengoperasikan terminal storage untuk penyimpanan dan pengiriman BBM di Kariangau, Balikpapan, Kalimantan Timur, secara eksklusif untuk ExxonMobil. Jumlah kapasitas storage BBM itu sebesar 100 juta liter.

Ekspansi ExxonMobil dengan menandatangani kontrak sewa storage BBM itu untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar industri dan komersial di Kalimantan. Tanda tangan kontrak dengan anak usaha Indika Energy itu sudah dilakukan sejak April 2018. "Nah, mereka [Kariangau Gapura Terminal Energy] kan mau bangun storagenya, itu juga bakal butuh investasi lagi," ujarnya.

Adapun keputusan lebih memilih menyewa storage ketimbang membangun sendiri adalah bagian dari strategi ExxonMobil. Nantinya, minyak mentah yang akan diolah menjadi BBM akan diambil dari beberapa wilayah kerja ExxonMobil di kawasan Asia Pasifik.

Geliat ExxonMobil pada bisnis hilir migas itu pun sudah dimulai sejak 2017. Perusahaan asal Negeri Paman Sam itu sudah memasuki bisnis BBM industri dan komersial di Jawa. Perusahaan juga telah bekerja sama dengan PT Indo Prima Energy, anak usaha dari Salim Group, terkait suplai BBM industri dan komersial di Jawa sejak 2017.

ExxonMobil pun melihat potensi bisnis migas di Indonesia sangat menarik dari hulu sampai hilir. "Kalau ada yang sesuai dengan obyek bisnis yang dituju, kami akan langsung ambil. Kami juga melihat dari sisi ukuran bisnis, kalau di hulu carinya yang besar, soalnya kami perusahaan besar, jadi bukan masalah menarik atau tidak," ucap Erwin.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus