Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

GoTo Diisukan Merger dengan Grab, Ekonom: Harusnya Tidak Diperbolehkan, karena...

Ini tanggapan ekonom Celios soal isu merger antara PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dan Grab Holdings Ltd. (GRAB).

12 Februari 2024 | 09.17 WIB

Mitra layanan ojek daring Gojek menunjukkan logo merger perusahaan Gojek dan Tokopedia yang beredar di media sosial di shelter penumpang Stasiun Kereta Api Sudirman, Jakarta, Jumat, 28 mei 2021. Sejumlah mitra pengemudi Gojek berharap mergernya dua perusahan startup Gojek dan Tokopedia memberikan dampak positif bagi kalangan mitra dengan meningkatnya bonus dan insentif karena penggabungan tersebut telah meningkatkan nilai atau valuasi perusahaan. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Perbesar
Mitra layanan ojek daring Gojek menunjukkan logo merger perusahaan Gojek dan Tokopedia yang beredar di media sosial di shelter penumpang Stasiun Kereta Api Sudirman, Jakarta, Jumat, 28 mei 2021. Sejumlah mitra pengemudi Gojek berharap mergernya dua perusahan startup Gojek dan Tokopedia memberikan dampak positif bagi kalangan mitra dengan meningkatnya bonus dan insentif karena penggabungan tersebut telah meningkatkan nilai atau valuasi perusahaan. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom sekaligus Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, menanggapi soal isu merger antara PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dan Grab Holdings Ltd. (GRAB). Beberapa hari ini, kedua perusahaan itu dikabarkan membuka kembali potensi merger dengan kapitalisasi pasar diperkirakan menembus lebih dari Rp 3 triliun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Dengan pangsa pasar yang besar, lebih dari 80 persen dikuasai oleh Gojek-Grab di Indonesia, maka merger ini bisa menghasilkan pemain tunggal dominan,” ujar Nailul kepada Tempo, dikutip Senin, 12 Februari 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut dia, seharusnya tidak diperbolehkan untuk merger antara Gojek dan Grab. Hal ini karena pada jangka waktu tertentu, konsumen akan menjadi pihak yang dirugikan. “Mereka bisa jadi price setter, konsumen tidak punya kekuatan lagi,” tuturnya.

Nailul menjelaskan, pasar yang terbentuk di angkutan sewa khusus ini memang duopoli dengan penguasaan pangsa pasar yang didominasi oleh Gojek-Grab. Perusahaan lain seperti Maxim dan Indriver, ataupun Uber, disebut bisa masuk namun belum tentu bisa bersaing. 

“Kekuatan utama Gojek-Grab ini kan di strategi bakar uang yang memang besar sekali, promo dan sebagainya dilakukan secara terus menerus,” kata dia. Nailul menyebut persaingan di antara keduanya memang relatif ketat.

Selanjutnya: Nailul pun merasa bahwa isu ini kembali mencuat setelah....

Nailul pun merasa bahwa isu ini kembali mencuat setelah beberapa tahun yang lalu sempat muncul sebelum Gojek-Tokopedia gabung. Secara cashflow seharusnya GoTo tidak ada masalah karena baru ada suntikan dana dari TikTok. “Namun memungkinkan juga gabung untuk memperkuat pangsa pasar dari keduanya, terutama di Asia Tenggara,” ucapnya. 

Head of Corporate Communications, GoTo, Sinta Setyaningsih, membantah dan mengatakan sejauh ini tidak ada diskusi terkait hal tersebut (merger).

"Kami tidak dapat menanggapi rumor yang beredar di pasar. Saat ini tidak ada diskusi terkait hal tersebut,” ujar Sinta ketika dihubungi Tempo, Sabtu, 10 Februari 2024. Sementara dari pihak Grab belum membalas pesan yang dikirimkan Tempo. 

Berdasarkan kapitalisasi pasar, GoTo mencatatkan market cap sebesar Rp 100,92 triliun per 7 Februari 2024. Adapun Grab memiliki kapitalisasi pasar sebesar US$ 13,42 miliar atau setara Rp 209,50 triliun (asumsi kurs Rp 15.611) per 9 Februari 2024. Dengan begitu, bila keduanya merger, maka kapitalisasi pasar diperkirakan menembus Rp 310,42 triliun.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus