Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Harga Cengkeh Mulai Stabil, Ini Penyebabnya

Saat ini, 93 persen produksi cengkeh petani diserap oleh perusahaan rokok.

25 April 2016 | 20.59 WIB

TEMPO/Prima Mulia
Perbesar
TEMPO/Prima Mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Cengkeh merupakan salah satu komoditas pertanian andalan Indonesia. Saat ini harga cengkeh relatif stabil dan tinggi berada di harga Rp 120.000 per kilogram kilogram di dalam negeri dengan kadar air sekitar 5 persen.

"Harga relatif bagus, tahun lalu sempat jatuh hingga Rp 65 ribu per kilogram," kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Petani Cengkeh Indonesia (APCI) I Ketut Budiman saat dihubungi, Senin 25 April 2016.

Budiman mengatakan, petani cengkeh sebagian besar berada di daerah Manado, Sulawesi Selatan, dan Ternate. Mereka saat ini tengah giat-giatnya menanam cengkeh karena harganya tinggi dan pasarnya di dalam negeri tetap stabil.

Budiman menjelaskan, produksi cengkeh saat ini rata-rata mencapai 800 kilogram per hektare. Produksi itu sebenarnya lebih rendah dari potensi produksi cengkeh yang bisa mencapai 2 ton per hektare. Rendahnya produksi cengkeh itu disebabkan karena adanay berbagai penyakit, anomali cuaca dan hujan yang terus menerus.

Menurutnya, saat ini kebutuhan cengkeh dalam negeri 110.000 ton per tahun, dimana 93 persen diserap pabrik rokok dan sisanya untuk kebutuhan kosmetik dan rempah-rempah.

Ketua Asosiasi Petani Cengkeh Daerah Bali I Nyoman Sandiyasa menyatakan, salah satu faktor penyebab stabilnya harga adalah adanya kesepakatan dengan perusahaan rokok. "Ada kesepakatan harga terendah Rp 75 ribu per kilogram, jadi kami sama-sama untung," katanya. Di Bali, saat ini menurutnya ada 15.512 hektare kebun cengkeh.

Manajer Regional Hub Sampoerna Satria Khresna Wardhana menyatakan bahwa ada sekitar 10 ribu petani cengkeh yang menjadi mitra Sampoerna di Bali.

Tak hanya membeli cengkehnya, Sampoerna juga menyalurkan program tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social responsibility/CSR) pada para petani itu. Bantuan tersebut mencakup penyaluran 300 ribu bibit dan 300 ton pupuk cengkeh, hingga penyediaan fasilitas sanitasi. "Program yang diberikan selain untuk memberikan fasilitas terhadap masyarakat, juga untuk meningkatkan produktivitas produk cengkeh," tuturnya.

PINGIT ARIA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pingit Aria Mutiara Fajrin

Pingit Aria Mutiara Fajrin

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus