Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Harga telur di pasaran tembus Rp 32 ribu per kilogram. Ketua Umum DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia atau Ikappi Abdullah Mansuri buka suara atas hal ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Abdullah mengatakan harga telur per hari ini, Kamis, 1 Juni 2023 masih tinggi, yakni di kisaran Rp 31 ribu hingga Rp 32 ribu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Harga telur ini menjadi harga telur tertinggi yang panjang dalam sejarah kita. Biasanya harga telur tinggi itu nggak melebihi dua minggu biasanya, tapi ini hampir 1 bulan," ujar Abdullah pada Tempo, Kamis.
Dia menilai pemerintah harus segera berupaya memperbanyak pasokan telur di pasar. Dia pun menyarankan agar pemerintah melakukan subsidi.
"Ini (subsidi) pernah kami lakukan dengan Badan Pangan Nasional, saya nggak tahu kenapa sekarang sudah tidak dilakukan," papar Abdullah.
Abdullah menceritakan, pada saat itu mereka mengambil telur dari sentra-sentra produksi di Blitar, Kendal, dan beberapa daerah lain untuk dipasok ke Jakarta.
"Itu yang bisa kami lakukan pada saat itu dan harganya pada saat itu langsung turun. Sekarang tidak ada upaya itu sehingga kami pesimis harganya dapat turun dalam waktu sesegera mungkin," beber Abdullah.
Selanjutnya: Penyebab Kenaikan Harga Telur
Abdullah menilai ada beberapa hal yang menyebabkan kenaikan harga telur. Salah satu penyebabnya, kata dia, tidak seimbangnya supply dan demand, serta produksi telur tidak relatif banyak.
"Maka, harganya otomatis naik terus. Apalagi ditambah dengan permintaan bansos (bantuan sosial) yang ada item telurnya," ujar Abdullah.
Sebelumnya, pemerintah memberikan bansos daging ayam dan telur pada 1,4 juta keluarga rentan stunting. Bantuan yang diberikan sebanyak 1 kilogram daging ayam dan 1 pack telur setiap bulan selama tiga bulan.
Lebih lanjut, Abdullah menilai naiknya harga pakan ternak juga menjadi pemicu kenaikan harga telur. Sebab, produksinya menurun.
"Nah ini yang harus didorong adalah Kementerian Pertanian dan Perdagangan melakukan advokasi terhadap peternak dan petani, peternak petelur," tutur Abdullah.
Dia menilai, dengan pendampingan advokasi maka akan diketahui berapa kebutuhannya, bagaimana pakannya, dan bagaimana produksinya.
"Nah, dari situ pemerintah agak relatif kurang baik melakukan pendampingan dan advokasi, termasuk pendataan berapa sebenarnya jumlah produksi," ujr dia.
Sebelumnya, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu mengatakan ekspektasi inflasi pada Mei 2023 lebih bagus dibandingkan sebelumnya.
"Karena kita juga pantau beberapa harga yang kemarin cepat naik ya, harga telur," ujar Febrio di kantornya, Jakarta, Rabu, 31 Mei 2023.
Dia menuturkan, seperti biasa pemerintah melakukan intervensi. Menurut Febrio, kerja sama teman-teman Badan Pangan Nasional dengan daerah juga cukup kuat.
"Jadi kita nanti pastikan untuk harga-harga komoditas akan terus terjaga. Dan arahnya (inflasi) terus turun, untuk nanti ke akhir tahun ke sekitar 3,3 persen untuk overall-nya. Dan juga inflasi makanannya juga akan terus turun," tutur dia.
AMELIA RAHIMA SARI | MOH KHORY ALFARIZI
Pilihan Editor: KPPU: Kami Ingatkan Jangan Ada Distributor Maupun Pedagang Mempermainkan Harga Telur
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini