Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Ide Mendag Retail Modern Pasok Warung Ditentang Koperasi Ini

Enggartiasto Lukita meminta pengusaha retail modern menyalurkan barang ke warung kelontong demi harga yang lebih murah.

26 September 2017 | 21.30 WIB

Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani menyerahkan penghargaan kepada Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (kiri) saat Pembukaan Rapat Kerja Nasional Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Tahun 2017 di Istana Negara, Jakarta
Perbesar
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani menyerahkan penghargaan kepada Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (kiri) saat Pembukaan Rapat Kerja Nasional Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Tahun 2017 di Istana Negara, Jakarta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita meminta pengusaha retail modern menyalurkan barang ke warung kelontong demi harga yang lebih murah. Rencana tersebut ditentang Induk Koperasi Wanita Pengusaha Indonesia (Inkowapi).

Ketua Umum Inkowapi Sharmila mengatakan rencana tersebut memang tampak membantu warung dan konsumen. "Namun Menteri Perdagangan justru memuluskan jalan bagi retail modern mengkooptasi warung," kata dia di kantornya, Jakarta, Selasa, 26 September 2017.

Simak: Pengusaha Beberkan Penyebab Lesunya Bisnis Retail

Sharmila mengatakan penyaluran barang dari retail berarti memotong rantai distribusi yang berdampak kepada penurunan harga jual. Namun dia menyoroti pemasok yang akan menghilang dari rantai itu. Mereka merupakan agen-agen dalam skala kecil.

Agen kecil itu nantinya akan kehilangan mata pencarian dan menambah jumlah pengangguran. Sedangkan keuntungan nantinya akan sepenuhnya dikuasai retail. "Modal akan semakin terkonsentrasi di pusat sehingga memperlebar ketimpangan ekonomi yang terjadi di Indonesia saat ini," ujarnya.

Secara jangka panjang, keragaman produk di pasaran akan menghilang. Pasalnya, skema distribusi yang diterapkan menuntut efisiensi pengadaan produk.

Setelah agen kecil menghilang, Sharmila mengatakan retail modern akan memonopoli pasar. Monopoli pasar dan konsentrasi modal secara jangka panjang akan membuat swadaya dan kemandirian lokal menghilang.

Salah satu dampak rencana tersebut adalah kematian koperasi yang menyelenggarakan retail sebagai bentuk ekonomi kolektif yang hidup di masyarakat.

Inkowapi pun meminta Menteri Perdagangan membuang jauh rencana tersebut karena terlalu membuka kesempatan bagi retail modern terus berkembang. Menurut Sharmila, keberadaan retail modern justru perlu dibatasi. "Keberadaan mereka sudah terbukti menggerus dan mematikan pasar tradisional, warung tradisional, dan toko-toko koperasi yang dimiliki masyarakat," ucapnya.

Sharmila menyatakan pemerintah hanya perlu mengatur harga eceran tertinggi untuk mengendalikan harga di pasaran. "Kalau sudah diatur, tidak ada yang berani mempermainkan harga dan semua pihak bisa masuk," tuturnya.

Sharmila berujar pemerintah tak hanya bisa menunjuk retail modern untuk menjamah warung tradisional, tapi juga koperasi serta badan usaha milik negara ataupun daerah. "Kami juga ajak, dong, jangan hanya retail modern," katanya.

VINDRY FLORENTIN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Vindry Florentin

Lulus dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran tahun 2015 dan bergabung dengan Tempo di tahun yang sama. Kini meliput isu seputar ekonomi dan bisnis. Salah satu host siniar Jelasin Dong! di YouTube Tempodotco

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus