Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan jasa keuangan asal Singapura, DBS, akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) 4.000 karyawan selama 3 tahun mendatang. Penyebabnya adalah penyesuaian menghadapi perkembangan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Chief Executive Officer (CEO) Piyush Gupta mengatakan Artificial intelligence bakal semakin banyak mengambil alih peran yang dilakukan manusia. Akan ada 1.000 posisi baru yang digantikan kecerdasan intelektual.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Selama 15 tahun saya menjadi CEO, untuk pertama kalinya saya kesulitan untuk menciptakan lapangan kerja. Selama ini, saya selalu memiliki pandangan pekerjaan apa yang bisa saya ciptakan? Kali ini saya kesulitan mengatakan bagaimana bisa memanfaatkan orang untuk menciptakan pekerjaan,” ucap Gupta seperti dikutip dari Reuters, Rabu, 26 Februari 2025.
Gupta adalah salah satu petinggi perbankan besar pertama yang menjelaskan rincian kemungkinan hilangnya pekerjaan karena AI. Sementara itu, seorang juru bicara menambahkan bahwa 4.000 pekerjaan yang akan hilang di DBS grup berasal dari staf kontrak yang mengerjakan proyek-proyek tertentu di 19 pasar perusahaan.
“Kami memperkirakan pengurangan tenaga kerja akan terjadi secara alamiah, karena karena peran sementara pekerja kontrak yang akan selesai dalam beberapa tahun ke depan,” ucap sumber tersebut.
Menyitir laman resminya, DBS adalah group jasa keuangan terkemuka di Asia dengan kehadiran di 19 pasar. Berkantor pusat di Singapura, DBS memiliki tiga poros utama pertumbuhan yakni Tiongkok Raya, Asia Tenggara, dan Asia Selatan. Predikat kredit bank DBS adalah "AA-" dan "Aa1" atau termasuk yang tertinggi di dunia.
Pilihan Editor: Penjualan Turun, Starbucks Bakal PHK 1.100 Karyawan