Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DIAM-diam, Pusat Data Bisnis Indonesia (PDBI) membuat kajian baru. Hasil kerja selama tiga tahun itu ternyata menarik. PDBI kini berani memastikan bahwa 40 badan usaha milik negara (BUMN) sudah layak diterjunkan ke pasar modal alias go public (masuk bursa). Direktur PDBI Christianto Wibisono menyatakan, ke-40 BUMN itu sudah memiliki ''medical record'' di atas sehat. Tepatnya, selama periode 19901992 ada 24 BUMN yang berkategori sangat sehat, dan 16 lainnya berpredikat sehat. Ternyata, dalam menilai, PDBI tidak hanya melihat performance (kinerja) BUMN-BUMN itu dari satu sisi, tapi juga melihat kesehatan mereka dibandingkan dengan kesehatan 159 perusahaan yang telah menjual sahamnya di bursa saham. ''Mereka (maksudnya, BUMN) lebih bagus,'' ujar Chris menandaskan. Yang bagus, selain pertumbuhan aset, laba serta prospeknya pun mendukung. Itulah sebabnya, Chris sangat setuju dengan Menteri Keuangan Mar'ie Muhammad yang menyarankan agar BUMN sebaiknya masuk bursa. ''Selain lebih transparan, langkah go public lebih fair ketimbang sistem akuisisi, seperti yang dilakukan banyak perusahaan akhir-akhir ini,'' katanya. Rencana BUMN terjun ke bursa sebenarnya sudah digembar- gemborkan sejak dua tahun lalu. Bahkan, Semen Tonasa, Semen Padang, PT HII, dan Natour, misalnya, dikabarkan telah memperoleh lampu hijau. Tapi, entah mengapa, izin yang mereka kantongi belum juga bisa dimanfaatkan. Lalu, PDBI pun menggelar penilaiannya. Apakah PT Telkom, Garuda, Indosat, dan Aneka Tambang, yang dijagokannya itu, cukup sehat dan tidak akan merugikan para investor di bursa? Soalnya, menelaah kinerja BUMN tidaklah semudah meneropong kinerja perusahaan swasta. BUMN itu susah diduga, kata seorang pengamat. Lihatlah PT Askrindo, yang empat tahun berturut-turut (19881991) meraih laba di atas Rp 38 miliar per tahun, tiba- tiba saja pada tahun 1992 menyatakan diri rugi Rp 390 miliar. Lalu, perlukah meragukan hasil penelitian PDBI? Menurut Chris, penelitian PDBI dilakukan hingga periode 1992. Jadi, ''Hingga 1993, kesehatan BUMN-BUMN itu saya jamin,'' tutur Chris dengan pasti. ''Tapi, lewat dari tahun ini, tidak tahu lagi.''
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo