Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa penyebab ambrolnya Jembatan Widang-Babat karena adanya kelebihan beban muatan (overloading). "Kemarin kan ada tiga truk sekaligus di situ saling menyalip dengan beban overloading," kata Basuki di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Rabu, 18 April 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menteri Basuki mengatakan jembatan kembar sisi barat yang menghubungkan Kecamatan Widang, Tuban dan Kecamatan Babat, Lamongan, Jawa Timur itu berkapasitas 70-75 ton. Namun, berdasarkan quick assessment atau pemeriksaan visual yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian PUPR, total beban ketiga truk yang melintas di jembatan adalah 125 ton.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut Basuki, di sekitar jembatan itu semestinya ada jembatan timbang sebelum dilintasi truk bermuatan besar. Tetapi jembatan timbang sempat tidak aktif karena ada perubahan regulasi. Basuki mengatakan, jembatan timbang baru mau diaktifkan kembali oleh Kementerian Perhubungan. "Regulasinya tadinya di pemerintah daerah. Jembatan timbang sekarang diambil oleh pusat," ujarnya.
Peristiwa ambrolnya jembatan Widang-Babat itu terjadi pada Selasa siang, 17 April 2018 dan mengakibatkan dua orang meninggal. Ambrolnya jembatan yang berada di jalan nasional dan melintasi Bengawan Solo ini terjadi sekitar pukul 11.00.
Jembatan Widang-Babat di perbatasan Tuban - Lamongan, Jawa Timur yang ambruk juga disebut jembatan cincin lama. Infrastruktur ini sangat penting karena menghubungkan wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah lewat jalur pantai utara.