Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Penerangan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara Marsekal Pertama Novyan Samyoga mengatakan jika pilot Garuda Indonesia mogok, TNI AU tidak bisa langsung mengerahkan pilot mereka.
"Lagian memang berbeda, pesawat Garuda dengan pesawat tempur," kata Samyoga saat dihubungi, Sabtu, 9 Juni 2018.
Baca juga: 3 Langkah Antisipasi Dirut Hadapi Ancaman Mogok Pilot Garuda
Samyoga mengatakan hal itu bisa terjadi jika direncanakan dari jauh-jauh hari. "Dilatih dahulu, baru bisa," ujar Samyoga.
Pada 2 Juni 2018, maskapai penerbangan Garuda Indonesia telah meminta bantuan puluhan pilot TNI Angkatan Udara untuk membantu operasional penerbangan maskapai pelat merah itu jika aksi mogok terbang dilakukan oleh Asosiasi Pilot Garuda Indonesia.
Simak pula: Luhut Jadi Mediator Direksi dan Pilot Garuda
"Kami sudah meminta bantuan pilot TNI untuk dipinjamkan," ujar Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia Hengki Heriandono saat temu media di Pasifik Place, Jakarta.
Menurut Hengky, jumlah pilot TNI AU yang akan membantu Garuda Indonesia tidak sampai 100 orang. Namun ia memastikan jumlah itu cukup untuk mengantisipasi jika kondisi Garuda Indonesia kekurangan pilot karena aksi mogok tersebut.
Lihat pula: Luhut: Pilot Garuda dan Manajemen Tak Dilibatkan dalam Satgas
Para pilot TNI AU itu, kata Hengky, sudah menyelesaikan masa training di Garuda Indonesia. "Jadi, siap diperbantukan untuk mengantisipasi kondisi jika diperlukan," ujarnya.
Samyoga mengatakan TNI AU dan Garuda ada kerja sama dalam penugasan pilot. Namun sifatnya untuk pilot TNI AU yang kekurangan jam terbang dan hanya pilot pesawat B-737. "Jumlahnya juga sedikit, jadi tidak ada hubungannya dengan isu pemogokan pilot Garuda. Apalagi proses untuk menerbangkan pesawat sipil (Garuda) juga tidak sederhana," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini