Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta – Presiden Joko Widodo alias Jokowi resmi meluncurkan InJourney yang merupakan nama besar dari Holding BUMN Pariwisata. Dipimpin PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero), holding tahap satu yang secara resmi terbentuk pada Oktober 2021 itu beranggotakan enam perusahaan pelat merah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Keenamnya adalah PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Hotel Indonesia Natour (Persero), PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero), dan PT Sarinah (Persero). Jokowi mengatakan pembentukan holding ini akan menjadi titik balik transformasi ekosistem pariwisata yang lebih baik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Kita harus memanfaatkan ini sebagai titik balik untuk melakukan sebuah lompatan, momentum untuk melakukan penataan, momentum untuk melakukan transformasi, membangun sebuah ekosistem yang lebih kuat dan tangguh,” ujar Jokowi, Kamis, 13 Januari 2022, dalam keterangan tertulis.
Telah direncanakan sejak 2020, berikut fakta-fakta mengenai perjalanan pembentukan Holding BUMN Pariwisata.
- Rencana awal
Pada 2020, pemerintah telah mengumumkan wacana penggabungan perusahaan pelat merah di sektor pariwisata dan penerbangan. Sebelum menunjuk Aviasi Pariwisata sebagai induk, holding itu sedianya bakal dipimpin PT Survai Udara Penas.
Rencana holding pariwisata tersebut terangkum dalam dokumen paparan dan diskusi karyawan yang disosialisasikan sejak Oktober 2020. Berdasarkan paparan itu, holding akan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah inberg atau setoran modal dari enam perusahaan yang akan dilakukan pada kuartal IV 2020. Kemudian tahap kedua berupa restrukturisasi portofolio yang akan berlangsung pada 2021 hingga 2022.
Semula, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dimasukkan dalam rencana holding tahap pertama. Namun Garuda dikeluarkan dari proses pembentukan holding karena tengah menjalani proses restrukturisasi.
- Garuda dikeluarkan dari Holding BUMN Pariwisata
Sambil menunggu tahap akhir Holding BUMN Pariwisata rampung pada 2023, Garuda untuk sementara waktu dikeluarkan dari konsolidasi perusahaan pelat merah. Sebab, Garuda sedang menjalani proses restrukturisasi untuk mengurangi utang-utangnya yang saat ini menumpuk sampai Rp 140 triliun.
“Dalam perencanaan, Garuda baru bisa masuk ke holding setelah restrukturisasi selesai. Walaupun Garuda belum masuk pada tahap satu holding, sinergi bisnis dan lainnya masih bisa tetap dijalankan dengan anggota holding lainnya,” ujar Direktur Project Management Office (PMO) holding BUMN pariwisata dan pendukung Edwin Hidayat Abdullah pada 18 Agustus 2021 lalu.
- Nama lama, struktur baru
Menteri BUMN Erick Thohir menunjuk nama-nama lama, seperti Dony Oskaria dan Triawan Munaf, sebagai pemimpin Holding BUMN Pariwisata. Dony ditunjuk sebagai Direktur Utama Aviasi Pariwisata, sedangkan Triawan Munaf sebagai komisaris utama merangkap komisaris independen.
Keduanya sebelumnya sama-sama menjadi komisaris di Garuda Indonesia. Adapun Kementerian BUMN meyakini jajaran direksi dan komisaris Aviasi Pariwisata Indonesia yang telah memiliki keahlian, kemampuan, serta pengalaman bisa membangkitkan kembali sektor pariwisata yang memiliki peran penting dalam perekonomian nasional.
- Sandiaga buka wacana IPO BUMN Holding Pariwisata
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno membuka wacana penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) untuk BUMN Holding Pangan. “Pada suatu saat kita berharap holding ini bisa IPO dan bisa jadi bagian perusahaan publik yang dimiliki bangsa kita," ujar Sandiaga, Juli 2021 lalu.
Dia melihat langkah tersebut bisa menciptakan pariwisata Indonesia yang lebih berkualitas dan berkelanjutan, dengan kebijakan yang komprehensif, tersinkronisasi, dan terorkestrasi dengan lebih baik. "Kami sudah memberi masukan ke Pak Erick (Menteri BUMN Erick Thohir) dan PMO pak Edwin Abdullah. Dan karena itu menyakut beberapa perusahan besar, seperti Angkasa Pura, Garuda, hotel, hingga ITDC, ini akan sangat bersinggungan dengan kebijakan kami di Kemenparekraf," ujar Sandiaga.
- Harapan Jokowi
Jokowi mengatakan penataan dan konsolidasi BUMN pariwisata merupakan salah satu hal penting. Menurut dia, BUMN dalam sektor tersebut memiliki banyak anak perusahaan yang seharusnya dapat terintegrasi satu sama lain.
"Kalau ini nanti kita konsolidasikan dan holding, ini akan menjadi sebuah kekuatan besar. Karena kecil, kecil, kecil, tadi berjalan sendiri tidak terintegrasi, tidak terhubung satu sama yang lain karena memang sudah jalan sendiri-sendiri,” ucap Jokowi.
Jokowi berharap, pembentukan holding ini menjadi kunci perbaikan dari manajemen tata kelola yang lebih efisien dan sederhana. “Jangan sampai justru muncul keribetan-keribetan baru atau memindahkan persoalan-persoalan lama ke bentuk persoalan-persoalan baru,” kata dia.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | ANTARA
BACA: Holding BUMN Pangan Resmi Terbentuk, RNI Jadi Induk Usaha
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.