Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Jokowi Sebut RI Hadapi Tantangan Berat Ekonomi Global: Bukan Barang Gampang, Tapi...

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menilai saat ini Indonesia menghadapi tantangan perekonomian global yang cukup sulit.

29 September 2022 | 11.56 WIB

Presiden Jokowi mengikuti KTT Luar Biasa G20 secara virtual bersama  Menteri Keuangan Sri Mulyani dari Istana Bogor, Kamis, 26 Maret 2020. KTT ini digelar secara virtual untuk menghindari penularan virus corona. Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr
Perbesar
Presiden Jokowi mengikuti KTT Luar Biasa G20 secara virtual bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani dari Istana Bogor, Kamis, 26 Maret 2020. KTT ini digelar secara virtual untuk menghindari penularan virus corona. Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menilai saat ini Indonesia menghadapi tantangan perekonomian global yang cukup sulit. Bahkan negara maju pun menghadapi masalah seperti ketahanan pangan, krisis energi hingga gejolak finansial.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Meski begitu, selalu terdapat jalan untuk mengatasi setiap masalah."Yang kita hadapi bukan barang gampang, bukan mudah, tapi harus tetap optimis," kata Jokowi, Kamis, 29 September 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lalu bagaimana kondisi Indonesia saat ini?

Kepala negara menyebutkan kondisi Indonesia cukup baik, bahkan pertumbuhan ekonominya tercatat tertinggi di antara negara dan kawasan anggota forum G20. Hal tersebut mengindikasikan pemulihan di Tanah Air terus berjalan.

"Jadi kalau saya disuruh memperkirakan kuartal II bisa tumbuh 5,44 persen (year on year/yoy), coba dicari negara G20 yang tumbuh di atas lima persen. Kita ini tertinggi loh di G20," kata presiden Jokowi.

Oleh karena itu, ia mengajak seluruh pihak optimistis untuk melanjutkan tren pemulihan ekonomi nasional.

Selain tingkat pertumbuhan ekonomi, beberapa indikator pemulihan ekonomi Indonesia terlihat dari pendapatan negara yang tumbuh 49 persen menjadi Rp 1.764 triliun. Sementara penerimaan pajak mencapai Rp 1.171 triliun atau naik 58 persen.

"Penerimaan bea dan cukai Rp 206 triliun atau tumbuh 30,5 persen, tumbuhnya sangat melompat," tutur Jokowi.

Selain itu, realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp 386 triliun atau tumbuh 38,9 persen.

Tak hanya itu, menurut Jokowi, optimisme konsumen juga masih tinggi karena Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) tercatat di 124,7. Kredit perbankan juga telah tumbuh hingga 10,7 persen.

Sedangkan di sisi lain, neraca perdagangan Indonesia mencetak surplus dalam 28 bulan berturut-turut yakni sebesar US$ 5,7 miliar. "Ini gede banget loh angka ini surplus-nya. PMI manufaktur kita angkanya 51,7 di atas global," kata Jokowi.

ANTARA

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus