Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Jumlah Petani Gurem di Yogyakarta Terbanyak di Jawa, BPS Beberkan Alasannya

BPS melaporkan bahwa Yogyakarta menjadi provinsi dengan jumlah petani gurem terbanyak di Pulau Jawa. Apa sebabnya?

4 Desember 2023 | 17.40 WIB

Petani tengah memanen dan menggiling padi di kawasan Babelan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin, 11 Oktober 2021. Provinsi Jawa Barat, dengan luas lahan 1.578.835 hektare yang menghasilkan padi 9.084.957 ton GKG atau setara 5.212.039 ton beras. Tempo/Tony Hartawan
Perbesar
Petani tengah memanen dan menggiling padi di kawasan Babelan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin, 11 Oktober 2021. Provinsi Jawa Barat, dengan luas lahan 1.578.835 hektare yang menghasilkan padi 9.084.957 ton GKG atau setara 5.212.039 ton beras. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik atau BPS melaporkan bahwa saat ini Yogyakarta menjadi provinsi dengan jumlah petani gurem terbanyak di Pulau Jawa. Apa alasannya?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Sekretaris Utama BPS Atqo Mardiyanto menjelaskan, dari total petani di Yogyakarta saat ini, mayoritas datau 88,75 persen di antaranya adalah petani gurem. “Untuk di Jawa, paling tinggi di Yogyakarta karena petani gurem ada kaitannya dengan lahan, tentu kita paham yang lahannya sempit di Pulau Jawa di Yogyakarta,” kata Atqo dalam acara Diseminasi Hasil Sensus Pertanian 2023 di Hotel Ritz Carlton Jakarta, pada Senin, 4 Desember 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Petani gurem merupakan rumah tangga yang yang mengelola atau memiliki tanah baik untuk pertanian maupun tempat tinggal dengan luas kurang dari 0,5 hektare. Adapun petani Yogyakarta mayoritas menjadi petani gurem karena tidak memiliki lahan yang luas.

Saat ini lahan di Yogyakarta banyak yang dijual atau dialihfungsikan untuk keperluan yang lain, sehingga lahan yang digarap petani untuk pertanian semakin sedikit. "Yang tadinya untuk pertanian sekarang tidak untuk pertanian, sehingga lahan pertanian makin berkurang. Bisa dijual, bisa diwariskan. Kalaupun diwariskan, bisa jadi tidak untuk pertanian lagi," ujar Atqo. 

BPS melaporkan kenaikan jumlah rumah tangga usaha pertanian (RTUP) di Indonesia yang bertani di pekarangan rumah alias petani gurem. Pada 2023, terdapat 16,89 juta petani gurem. Jumlah ini meningkat 18,54 persen dibandingkan data 2013. 

Secara spasial, kata Atqo, persentase petani gurem paling tinggi Pulau Sumatera berada di Aceh yaitu sebesar 57,68 persen. Jumlah ini naik 60,50 persen dari ST2013. Di Kalimantan, Kalimantan Selatan menjadi provinsi dengan jumlah petani gurem paling tinggi, dengan persentase mencapai 42,41 persen. Sementara itu, di Pulau Bali-Nusra petani gurem tertinggi berada di Bali, yakni sekitar 69,32 persen.

Di Pulau Sulawesi, Provinsi Sulawesi Selatan menjadi daerah dengan proporsi petani gurem terbanyak, mencapai 41,23 persen. Sedangkan, kata Atqo, persentase petani gurem paling tinggi di Maluku dan Papua berada di Papua Pegunungan yaitu sebesar 98,63 persen.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus