Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pidato Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Ballroom Thamrin, Hotel Mandarin Oriental pada siang hari ini sontak menuai tepuk tangan berkepanjangan dari ratusan peserta seminar. Respons tersebut muncul di sela-sela penjelasan Sri Mulyani tentang perekonomian Indonesia selama lima tahun terakhir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Dari defisit, primary balance, tax ratio, semua remarkable. No wonder, Sri Mulyani is the best minister," kata Sri Mulyani di dalam seminar yang digelar oleh Fitch Ratings bertajuk "Fitch an Indonesia - The Election, Macro Economy, and Credit Market" di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Rabu, 19 Maret 2019.
Pernyataan Sri Mulyani merujuk penobatan dirinya sebagai Menteri Keuangan terbaik Tahun 2018 versi majalah Global Markets. Menurut kantor media internasional tersebut, Sri Mulyani telah mengatasi dua persoalan, yaitu pengumpulan pajak dan penyerapan anggaran pemerintah. Sebagai catatan, rasio pajak terhadap PDB pada tahun lalu mencapai 11,5 persen.
Tak sampai sedetik setelah pernyataan Sri Mulyani tersebut, ruangan di lantai tiga Hotel Mandarin Oriental itu riuh dengan tepuk tangan. Sri Mulyani sampai menghentikan pidatonya beberapa detik.
Dalam pemaparannya di depan peserta seminar itu, Sri Mulyani menyebutkan kecenderungan perekonomian yang membaik di tengah gejolak ekonomi dunia. Hal ini di antaranya terlihat dari data penurunan angka defisit anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN.
"Pada 2018 berhasil turun di angka 1,76 persen," kata Sri Mulyani dalam acara tersebut pada Rabu pagi. Pada tahun-tahun sebelumnya, defisit APBN berkisar 2,51 pada 2017. Selanjutnya, 2,49 persen pada 2016; 2,59 persen pada 2015; 2,25 persen pada 2014; dan 2,33 persen pada 2013.
Sri Mulyani menambahkan, iklim investasi juga terus menguat hingga tumbuh sampai 7 persen. Ia yakin laju investasi akan semakin kencang dan pemerintah dapat meningkatkan investasi yang masuk dengan kondisi ekonomi saat ini.
Atas kinerja perekonomian itu, lembaga pemeringkat utang Fitch Ratings mengafirmasi peringkat sovereign credit rating Indonesia pada level BBB/outlook stabil (Investment Grade). Dalam temuan teranyarnya, Fitch memaparkan bahwa fundamental Sovereign Credit Indonesia diprediksi kokoh yang terlihat dari cadangan devisa dan pergerakan nilai tukar.
Fitch juga menilai pemerintah telah mengamanatkan kebijakan fiskal Indonesia. Hal itu ditandai dengan turunnya realisasi defisit APBN pada tahun 2017 sebesar 2,51 persen, sementara pada tahun 2018 tercatat defisit APBN 1,76 persen.
Simak berita lainnya terkait Sri Mulyani di Tempo.co.